"Pertama, saya berharap dalam munas nanti soal kriteria Calon Ketua Umum mengacu pada AD/ART Partai Golkar. Siapapun kader Partai Golkar memiliki hak untuk mencalonkan dirinya sebagai Caketum. Tidak ada pembatasan atas siapapun kader Partai Golkar yang memenuhi syarat untuk maju menjadi Ketua Umum," kata Ace kepada wartawan, Selasa (9/2/2016).
Ace menuturkan, belajar dari munas sebelumnya, siapapun kader Golkar diberi hak untuk mencalonkan diri. Soal syarat lanjutan terkait dukungan yang diraih seorang bakal calon, bisa dirumuskan di munas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ace berharap nama-nama kandidat ketum yang ada sekarang ini mulai menyampaikan visi misi di depan publik. Poin utama soal visi itu haruslah memuat tentang pemulihan citra Golkar.
"Kedua, perlu dari sekarang bagi Caketum untuk berbicara ke publik tentang konsep apa yang akan dikedepankan guna memperbaiki partai Golkar selama lima tahun ke depan," ujar doktor ilmu politik dari Unpad ini.
Soal kriteria, Ace berharap aspek prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela (PDLT) dikedepankan. Utamanya soal aspek tidak tercela.
"Saya ingin menekankan bahwa kriteria PDLT ini sangat ideal, terutama aspek rekam jejak tidak tercela ini. Oleh karena itu, wacana tentang pelibatan KPK dan PPATK dalam Munas nanti perlu untuk dipertimbangkan," ulasnya.
"Bahkan kalau perlu melibatkan kepolisian dan Kejaksaan untuk melihat rekam jejak Caketum, apakah memiliki rekam jejak kriminal atau tidak? Bukan saja soal bersih dari korupsi. Ini untuk menunjukan Ketum yang akan betul-betul clean dan clear," pungkas mantan anggota Komisi VIII DPR ini.
Sejauh ini ada 11 nama yang disebut-sebut sebagai calon ketum Golkar. Mereka adalah Priyo Budi Santoso, Idrus Marham, Zainuddin Amali, Ade Komarudin, Airlangga Hartarto, Mahyudin, Agus Gumiwang, Agun Gunanjar, Gusti Iskandar, Fadel Mummad, dan Indra Bambang Utoyo. (tor/van)











































