Waka Komisi I DPR Meutya Hafid: Pers Harus Semakin Terbuka dan Dewasa

Hari Pers Nasional

Waka Komisi I DPR Meutya Hafid: Pers Harus Semakin Terbuka dan Dewasa

Erwin Dariyanto - detikNews
Selasa, 09 Feb 2016 11:37 WIB
Waka Komisi I DPR Meutya Hafid: Pers Harus Semakin Terbuka dan Dewasa
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Meutya Viada Hafid mengucapkan selamat Hari Pers Nasional 9 Februari 2016. Ucapan selamat khususnya ditujukan kepada insan pers yang konsisten berjuangan di jalurnya dan menegakkan pilar ke-4 demokrasi.

Meutya yang pernah menjadi jurnalis ini mengaku salut dan bangga pada pekerja pers yang konsisten di tengah tantangan yang tidak mudah.

"Jika di era Orde Baru, pers dikekang dan tidak bebas, sekarang pers menjadi amat bebas. Sehingga tanggung jawabnya lebih berat, karena harus mampu mengerem dirinya sendiri, dengan memegang kode etik jurnalistik, memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa, dan prinsip tidak membodohi masyarakat," kata Meutya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politikus Partai Golongan Karya itu berharap insan pers kian terbuka dan dewasa terhadap banyak masukan maupun kritikan dari masyarakat, terutama jurnalistik di televisi sebagai media yang paling banyak dilihat orang saat ini.

"Pers sebagai pilar kekuatan rakyat, hendaknya juga responsif terhadap masukan dari masyarakat. Berikanlah informasi yang benar, kurangilah berita yang dapat memecah belah apalagi membodohi masyarakat," kata Meutya.

Komisi I DPR yang salah satunya membidangi informasi dan pers, kata Meutya, berkomitmen untuk terus mendukung kebebasan pers.

"Komisi I berkomitmen untuk terus mendukung kebebasan pers, namun jangan lupa pers juga memiliki tanggung jawab yang luar biasa besar. Kami harus ingatkan, di hari Pers Nasional ini agar wajah pers Indonesia terus baik ke depan," kata anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera I itu.

Sebelum menjadi anggota DPR, Meutya Hafid, bekerja sebagai wartawan media televisi nasional selama kurang lebih 10 tahun. Salah satu peristiwa yang menjadi perhatian adalah ketika dirinya disandera di Irak pada tahun 2005. Berbagai penghargaan diperoleh oleh Meutya di antaranya; Penghargaan Elizabeth O'Neil Award dari Pemerintah Australia, Lima Tokoh Pers Inspiratif versi Mizan, hingga Kartu Pers Nomor Satu dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads