Paru-paru Diserempet Peluru, Aiptu Budiono Kini Jauhi Kopi dan Rokok

Hidup Kembali Setelah Teror

Paru-paru Diserempet Peluru, Aiptu Budiono Kini Jauhi Kopi dan Rokok

Mei Amelia R - detikNews
Selasa, 09 Feb 2016 11:28 WIB
Foto: Mei Amelia/detikcom
Jakarta - Aiptu Budiono (44) masih merasakan sakit akibat tembakan peluru yang mengenai perutnya. Luka yang kini mulai berangsur pulih itu akan menjadi pengingat betapa beruntungnya dia karena selamat dari maut.

Aiptu Budiono merupakan salah satu korban teroris bom Thamrin. Dia terkena luka tembak dari jarak hanya 1 meter oleh salah satu teroris yang bernama M Ali.

Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 14 Januari lalu sekitar pukul 10.00 WIB pagi. Budiono awalnya sedang berjaga di Balai Kota DKI mengantisipasi aksi demonstrasi. Tiba-tiba, ada kabar ledakan di pos Lalu Lintas Thamrin. Anggota Provost Polres Jakarta Pusat menduga, situasi sudah steril. Tak akan ada lagi serangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa menit kemudian, Budiono tiba di kawasan Thamrin. Dia berhenti di depan kafe Starbucks Menara Cakrawala Thamrin, lalu memarkirkan motor di tengah ruas jalan. Posisinya tak jauh dari mobil milik Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Martuani Sormin. Belum sempat melepas helm, tiba-tiba dor! dor! Tembakan teroris mengenai tubuh Budiono.

Budiono yang masih bisa berjalan memilih merebahkan tubuh ke pinggir jalan dekat Hotel Sari Pan Pacific. Dia kemudian sempat dibantu oleh warga, lalu dibawa menggunakan mobil Kapolres Jakarta Pusat Kombes Hendro Pandowo ke RS Budi Kemuliaan lalu diangkut menggunakan ambulans ke RSPAD Gatot Subroto.


Peristiwa yang hampir merenggut nyawanya itu memberikan hikmah tersendiri. Budiono merasa bersyukur diberikan kesempatan untuk hidup dan bertemu kembali dengan keluarga tercinta.

"Saya ambil hikmah dari kejadian ini terutama harus banyak bersyukur, bersabar dan selalu waspada," ucap Budiono saat berbincang dengan detikcom di Gedung Biddokes Polda Metro Jaya, pekan lalu.

Menurut dokter, Budiono mengalami tiga luka tembak yang menembus tubuhnya. Di antara peluru tersebut ada yang mengenai usus dan sebagian paru-paru. Karena itu, usus polisi 44 tahun tersebut harus dipotong sebanyak 4 cm dan paru-parunya dijahit.

Budiono dirawat selama 11 hari di RSPAD Gatot Subroto. Empat hari di antaranya, dia tak sadarkan diri. Sejak 25 Januari, Budiono sudah kembali ke rumah dan kini hanya perlu menjalani kontrol saja.

Aiptu Budiono dan istri (Foto: Mei Amelia/detikcom)


Hari-hari ayah dua anak itu kini menjadi terasa lebih bermakna. Menurut suami dari Rina Ferdina ini, Tuhan sudah memberikan kesempatan hidup kedua padanya. Karena itu, dia akan menjalaninya dengan penuh semangat. Tidak ada kata trauma.

Selain itu, dia juga bertekad untuk berhenti merokok. Selama ini, Budiono adalah seorang perokok berat dan peminum kopi tak kenal waktu. Dia ingin hidup sehat setelah peristiwa teror tersebut.

"Habis kejadian ini saya mau berhenti merokok. Karena dokter juga bilang paru-paru saya keserempet. Biarpun dokter nggak menyarankan, saya berhenti sendiri. Dulu saya perokok berat, sehari bisa 3 bungkus. Ngopi juga di rumah paling pagi dan malam, tapi kalau di kantor bisa bergelas-gelas," katanya.

"Makanya dengan kejadian ini saya mau coba hidup sehat karena saya sayang sama anak istri saya. Nanti kalau saya merokok lagi, kena penyakit lagi paru saya sudah keserempet," tambahnya.

M Ali penembak Aiptu Budiono (ilustrasi Edi Wahyono)
(mei/mad)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads