Usai Penembakan, Aiptu Budiono: Tidak Trauma, Makin Sayang Anak Istri

Hidup Kembali Setelah Teror

Usai Penembakan, Aiptu Budiono: Tidak Trauma, Makin Sayang Anak Istri

Mei Amelia R - detikNews
Selasa, 09 Feb 2016 10:50 WIB
Foto: Mei Amelia/detikcom
Jakarta - Aiptu Budiono baru saja mengalami peristiwa paling mengerikan dalam hidup. Tiga peluru ditembakkan teroris dari jarak dekat dan menembus tubuhnya. Namun, tak sedikit pun dia merasa trauma. Bagaimana kisahnya?

Bagi anggota Provost Polres Jakpus tersebut, lolos dari maut di tragedi Thamrin seolah menjadi kesempatan hidup 'kedua'. Sempat koma dan dirawat 11 hari di rumah sakit, Budiono akhirnya bisa kembali ke rumah. Dia kini hanya menjalani rawat jalan.

Luka 18 jahitan di perutnya masih harus dikontrol oleh dokter rumah sakit. Dia tidak boleh banyak beraktivitas dan makan makanan bergizi karena ususnya dipotong 4 cm akibat luka tembakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Bagi orang awam, menjadi korban penembakan tentu tak hanya meninggalkan luka fisik, namun juga psikologis. Tak sedikit orang yang trauma, terutama bila berada dalam situasi yang sama, atau mendengar suara tertentu. Namun itu tidak berlaku bagi Budiono. Dia adalah petugas kepolisian yang wajib siap bertugas walau sudah menghadapi risiko apa pun.

"Nggak saya nggak trauma. Mungkin kalau saya trauma, saya dengar letusan kecil saya udah kaget. Biasalah ini risiko dinas risiko tugas," kata Budiono saat berbincang dengan detikcom di Biddokes Polda Metro Jaya, pekan lalu.

Budiono tak hanya menjalani pemeriksaan fisik. Namun juga diberi pendampingan psikologis. Namun itu tidak butuh waktu terlalu lama, sebab semangat Budiono untuk kembali 'hidup' dan berkumpul bersama anak istrinya sangat tinggi.

"Karena dalam batin saya semangat sembuh untuk segera kembali berkumpul bersama anak istri saya. Saya masih semangat tinggi," terangnya.
Luka bekas tembakan Aiptu Budiono (Mei Amelia/detikcom)

Ayah dua anak ini memang menjadikan keluarga sebagai motivasi hidup kedua. Usai empat hari tak sadarkan diri di rumah sakit, kebahagiaan yang paling utama baginya adalah mampu melihat kembali sang istri, Rina Ferdina. Tak ada yang lain.

"Itu saya lihat cantiknya bidadari istri saya sama dokter itu langsung terang mata saya. Saya pikir bidadari dari mana, tahunya istri saya dan dokter," cerita Budiono penuh antusias. Sang istri yang ada di samping Budiono saat wawancara tersenyum.

Budiono dan istri (foto: Mei Amelia/detikcom)


Setelah penembakan, banyak pelajaran yang diambil oleh Budiono. Pria berumur 44 tahun tersebut semakin bersyukur bisa berkumpul bersama keluarga. Saat berdinas, dia juga kini akan semakin waspada mengantisipasi kemungkinan apa pun dalam berbagai peristiwa.

Untuk sementara, Budiono masih diberikan waktu untuk proses pemulihan. Dia belum diminta bekerja oleh atasannya. Secara fisik, Budiono juga masih terbatas pergerakannya.

"Kata dokter Pak Budi bersyukur kena luka tembak tapi tidak bersarang," ungkapnya.
(mei/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads