Budiono tak bisa berbuat banyak saat teroris M Ali tiba-tiba menghampirinya dari balik mobil hitam milik Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Pol Martuani Sormin. Dor! dor! Budiono ditembak dari jarak tak lebih dari satu meter.
Masih mengenakan helm, tubuh Budiono langsung terasa berat. Namun dia tetap memaksakan diri untuk berjalan hingga ke trotoar dekat hotel Sari Pan Pacific. Dia langsung membuka helm, lalu merebahkan diri. Tak jauh dari posisinya, para teroris sibuk menyiapkan senjata dan amunisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Masyarakat bilang ke Pak Hendro, itu anggotanya ketembak. Oh iya iya itu Budi ketembak. Langsung diangkut mobil kapolres," cerita Budiono kepada detikcom pekan lalu.
Selanjutnya, Budiono diangkut menggunakan mobil kapolres ke RS Budi Kemuliaan. Di sana, dia langsung dibawa menggunakan ambulans ke RSPAD Gatot Subroto. Hingga di ambulans, Budiono masih sadar. Yang berbeda, dia merasa ada angin yang berhembus melalui tubuhnya.
"Mungkin pas pertama kali itu panas karena luka tembak dan saya juga merada kayak ada angin di belakang. Jadi makanya tembus. Kalau bersarang begitu mungkin sakit di dalam, ini panas gitu rasanya dan kayak ada angin karena darah bercucuran. Ada di baju dinas saya, lubangnya memang tembus ke baju," paparnya.
![]() |
Setibanya di Instalasi Gawat Darurat RSPAD, Budiono baru tak sadarkan diri. Ayah dua anak itu lalu menjalani operasi dan koma selama empat hari.
Hasil pemeriksaan dokter, peluru yang ditembakkan Ali menyerempet paru-parunya. Karena itu, perlu mendapat jahitan. Lalu, ususnya juga terkena terjangan peluru sehingga perlu dipotong 4 cm. "Jadi lewat bedah perut buat motong usus saya. Kalau ini (luka jahitan di perut) kata dokter belum boleh dibuka. Ini 18 jahitan," imbuhnya.
Butuh waktu 11 hari bagi Budiono untuk menjalani perawatan rumah sakit. Pada tanggal 25 Januari lalu, dia sudah bisa berkumpul bersama keluarga. Kini, pria yang pernah menjalani pendidikan di SPN Mojokerto tersebut tinggal rawat jalan dan kontrol.
"Alhamdulilah sih cuma belum bisa buka jahitan di sini (perut) karena harus bertahap. Kalau yang lain sudah dibuka semuanya tinggal yang di perut saja," terangnya.
Tak ada pantangan bagi Budiono untuk makan makanan tertentu. Awal perawatan, dia hanya memakan bubur, lalu nasi tim biasa. Hanya saja, dokter menyarankan agar dia mengkonsumsi telur minimal 6-10 telur per hari.
"Kalau ikan itu adanya lele, patin sama gabus cuma gak boleh digoreng, harus dikukus apa ditim atau disayur," bebernya. (mad/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini