Ahli perbintangan memang memiliki peran penting dalam peradaban China kuno, bahkan sekitar 2300 SM mereka memiliki bangunan khusus buat mengamati langit. Tugas mereka sebenarnya lebih kepada menyusun penanggalan yang memang didasarkan pergerakan bulan dan matahari.
Namun dari semua peristiwa astronomi yang harus mereka amati dengan hati-hati adalah datangnya gerhana matahari total. Dalam mitologi China, gerhana terjadi karena seekor naga memakan matahari. Istilah yang menggambarkan peristiwa gerhana pun berarti "memakan" karena asalnya dari kepercayaan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Odenwald, para kaisar pada dinasti Shang sangat bergantung pada perhitungan ahli perbintangannya. Mereka memutuskan kebijakan politik, ekonomi, dan budaya berdasarkan ramalan ahli astrologinya.
Karena kepercayaan itulah dua ahli perbintangan bernama Hsi dan Ho dihukum pancung oleh Kaisar Chung K'ang yang berkuasa sekitar 2134 SM. Keduanya gagal meramalkan terjadi gerhana matahari total pada 22 Oktober 2134 SM.
Mitos bahwa gerhana adalah pertanda buruk bagi kaisar terbawa hingga ke zaman penanggalan masehi. Kematian kaisar perempuan Teng dari Dinasti Han Timur pada tahun 122 Masehi didahului oleh gerhana matahari total pada 120 Masehi.
Demi mencegah kejadian buruk terulang, setiap terjadi gerhana masyarakat China kuno akan menyalakan kembang api dan mengarahkannya ke langit demi menakuti sang naga. Ada catatan pada abad ke-19, angkatan laut China pun menembakkan meriamnya ke arah langit saat terjadi gerhana matahari.
Seperti juga ditemukan di banyak daerah di Indonesia, saat gerhana masyarakat China kuno juga akan berupaya membuat kegaduhan. Mereka menabuh genderang, memukul gong, atau apa saja yang menghasilkan suara bising agar naga tak jadi menelan matahari.
Tradisi membuat kegaduhan itu, kata astronom ITB Djoni N. Dawanas dalam bukunya, Gerhana Matahari Total, juga muncul dalam perayaaan Cap Go Meh atau hari ke-15 yang menutup masa perayaan tahun baru Imlek. Dalam perayaan Cap Go Meh bisa dilihat arak-arakan naga yang mengejar matahari diiringi oleh orang memukul genderang dan gong.
(okw/Hbb)