"Kalau kamu mau pelihara hewan di Jakarta, wajib pasang microchip, supaya kita bisa kontrol. Ini kan standar internasional sebetulnya. Termasuk kalau jual hewan enggak boleh kandangnya kecil, itu kacau tuh. Rumah sakit (hewan) kita juga kita minta buka 24 jam," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sela acara Kesejahteraan Hewan Menuju Jakarta Maju yang digelar di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (7/2/2016).
Pemasangan microchip ini merupakan kerjasama Jakarta Aid Animal Network (JAAN) dengan Pemprov DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Microchip merupakan sejenis memori yang menyimpan data hewan peliharaan. Microchip kemudian dimasukkan ke dalam bawah kukit hewan, tepatnya di sisi kiri pada bagian leher.
"(Pemasangan microchip) Bayar, masing-masing orang seratus ribuan. Tapi tergantung, dia bisa bawa sendiri chipnya, mau pasang GPS juga boleh. (Bagi warga yang mau memasang) Bisa ke tokonya, bisa lapor dokter hewan. Dokter hewan rata-rata tahu," ujarnya.
"Iya (tidak hanya anjing). (Semua hewan piaraan) yang dilepas ya," lanjut Ahok.
Dengan adanya pendataan melalui microchip ini maka pengembangbiakan hewan dan penyakitnya dapat terkontrol sebab datanya nanti terhubung ke smartcity yang ada di Balai Kota.
"Saya mau masukkan juga dalam menu Qlue itu ada laporan hewan yang terlantar, supaya kita bisa tahu setelah discan, ini legal apa nggak. Kalau kamu lepas pakai peneng, dicuri, dilepas dibuang. Kalau ini susah diambil, kalau micro ini susah dicuri," sebutnya.
"Kalau di Jakarta ini kan kejahatannya, dicuri, dikembangbiakin tu, kawin campurnya kita enggak tahu, penyakitnya kita enggak bisa kontrol. Dengan sistem ini, kita harapkan bisa kontrol semua," ujar Ahok. (idh/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini