"Awal persoalannya itu kan miskomunikasi. Hanya karena salah paham dengan kata-kata, sehingga akhirnya menimbulkan kesalahpahaman," ujar Joni kepada detikcom di pangkalan ojek Stasiun Cawang, Tebet, Jaksel, Sabtu (6/2/2016).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Entah karena apa, tiba-tiba driver GrabBike tersebut mengeluarkan kata-kata tak mengenakan yang berujung pada adu mulut antara keduanya.
"Kan saat itu kondisi KRL lagi mati, jadi banyak orang, banyak ojek (online) lain juga. Mereka ngeliatin kami, ada apa. Karena kondisinya lagi rame, dan enggak ada yang tahu sebab miskomunikasinya, akhirnya orang jadi berspekulasi," jelas Joni.
Kejadian itu lalu menimbulkan reaksi dari driver GrabBike yang kebetulan sedang melintas. Satu persatu, hingga akhirnya berjumlah ratusan orang.
"Padahal masalah awalnya cuma miskomunikasi,tapi karena tak ada yang tahu, driver yang lain ada yang menduga-duga. Ada yang bilang dilecehin atau dipukuli, padahal tidak ada," sambungnya.
Beruntung kesalahpahaman tersebut saat ini telah selesai dan kedua belah pihak telah berdamai. Meski driver GrabBike yang bersangkutan hari ini tak ikut hadir, Joni dan Opang lainnya tak mempermasalahkan hal tersebut.
"Yang penting sekarang sudah damai, dan sudah ada perjanjian," kata dia.
"Pokoknya kita bilang sama anak-anak, jangan main tangan apalagi sama perempuan. Jadi saya kasih tau anak-anak,Β kalau memang ada ojek online yang nunggu apa gimana, kasih tahu arah yang baik. Jangan pernah diprovokasi ataupun menimbulkan ketidaknyamanan," jelas Joni.
(rni/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini