Saat itu puncak gerhana matahari total di Palembang terjadi pukul 07.29 WIB. Puncak kemeriahan pada 1988 itu ada di Jembatan Ampera tempat berkumpulnya turis dan masyarakat lokal. Sedangkan para astronom berkumpul di Lapangan Golf Kenten.
Banyak turis memilih menyaksikan gerhana di Palembang karena kota besar dan mudah dijangkau dari Jakarta. Setidaknya ada 1.200 wisatawan mancanegara datang ke Palembang, mayoritas berasal dari Jepang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga cerita seorang warga 16 Ulu yang sembunyi di kolong tempat tidur. Perempuan hamil itu takut kulit bayinya belang jika terkena sinar gerhana.
Demi mencegah kesalahpahaman itu terulang, Pemprov Sumatera Selatan menyiapkan penduduknya menghadapi gerhana. Pemprov juga bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) buat mengadakan tur edukasi gerhana.
Tahun ini, lokasi utama buat menonton gerhana masih akan di Jembatan Ampera. Ada juga rekomendasi tempat lain, yakni Plaza Benteng Kuto Besak di tepi Sungai Musi yang tak jauh dari Jembatan Ampera.
Pemerintah setempat juga sudah menyiapkan berbagai acara buat meramaikan momen langka ini. Ada acara festival foto internasional, glowing night run, atraksi budaya, pertunjukan barongsai, dan pelepasan lampion.
(Baca juga: Gerhana Bakal Jadi Momen Wisata Spesial di Palembang)
Setiap daerah yang dilintasi gerhana matahari total memang diminta menyiapkan diri. Kementerian Pariwisata menargetkan ada 100 ribu turis gerhana datang dari mancanegara.
![]() |