"Kita melihat bahwa pelatihan ini dilakukan kita mengevaluasi langkah-langkah pada tanggal 14 Januari 2016," ujar Tito Karnavian kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Gatot Subroto Jakarta, Jumat (5/2/2016).
Tindakan aparat Polda Metro Jaya yang cepat saat melumpukan pelaku teror di kawasan Thamrin, Jakpus, Kamis (14/1) lalu memang patut diacungi jempol. Polisi bergerak cepat datang ke TKP hingga dapat melumpuhkan teroris hanya dalam tempo 10 menit saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ada serangan teror di Thamrin kita melihat bahwa ada hal-hal positif dari langkah-langkah yang dilakukan oleh kepolisian Polda Metro Jaya. Secepat mendatangi TKP oleh teman-teman lalu lintas. Kemudian upaya untuk melakukan tindakan pertama juga ada, sudah dilakukan oeh teman-teman dipimpin oleh Karo Ops," lanjutnya.
TPTKP dalam insiden aksi terorisme sangat penting untuk dipahami oleh setiap anggota. Langkah yang paling awal adalah memberikan pertolongan terhadap korban serta menetralisir serangan pelaku teror.
Tetapi, dalam peristiwa serangan teroris 14 Januari lalu, upaya sterilisasi lokasi kejadian dari publik tidak berjalan dengan baik. Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat berkumpul bahkan menambah korban yang ada.
"Tapi, langkah pada saat TPTKP, yaitu menutup perimeter belum berlangsung secara maksimal, masyarakat berkumpul. Kedua, public address yang dilakukan teman-teman di TKP saat itu, kemudian dukungan berikutnya public address untuk membuat masy mundur untuk meninggalkan lokasi juga belum berjalan," paparnya.
TPTKP sangat penting dilakukan untuk memastikan lokasi sudah aman sehingga selanjutnya bisa dilakukan olah TKP. Proses olah TKP merupakan bagian penting untuk mencari barang bukti yang mengarah kepada tersangka.
"Kedua untuk mencari barang bukti pengadilan di sidang nanti, karena pertandingan melawan terorisme ini di dua lini di sistem peradilan hukum kita. Pertama di lapangan mencari danenangkap, mengunkap. Kedua, meyakinkan di pengadilan bahwa mereka bersalah. Kemudian, dari peristiwa tanggal 14 itu, kecepatan sudah bagus," ungkapnya.
![]() |
Mantan Kadensus Polri ini juga menilai ada sedikit kelemahan saat proses olah TKP kemarin yang memakan waktu sampai 4 jam.
"Serangan sendiri 10 menit kita bisa kita lumpuhkan. Banyak hal positif dan juga celah negatif yang perlu kita tutupi. Oleh karena itu, kita buat latihan ini, sumulasi ini. Karena penaganan perkara ini tidak bisa ditangani oleh satu tim," lanjutnya.
Kapolda menekankan, perlu adanya sinergitas antarsatuan sehingga penanganan pertama teror bom bisa lebih maksimal.
"Oleh karena itu dilakukan drill, latihan. Makin banyak berlatih, makin baik. Oleh karena itu, kita buat latihan di Polda ini. Kita latihan SOP yang sudah dibuat, kita praktekan," imbuhnya.
![]() |
Dengan dilakukannya simulasi ini, diharapkan setiap anggota terutama yang bertugas dalam penanganan pertama teror bom dapat memahami tugas-tugasnya sesuai standar operasional prosedur (SOP).
"Namanya juga standard ya, itu minimal semua anggota yang berlatih paham tentang tugas masing-masing, siapa berbuat apa. Kedua, menguji kecepatan mereka bertndak. Ketika terjadi sudah bermain seperti group band orkestra, cepat dalam satu iringan musik yang sama," tambahnya.
"Saya sudah perintahkan ke seluruh Kapolres untuk membuat pelatihan di wilayah masing-masing. Supaya mereka pun memiliki team work yang bagus," tutupnya.
(mei/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini