Ini Penjelasan Ibunda Terkait Kematian Fitri 'Spiderkid'

Jakarta - Polisi dan PT KCJ menyebut Fitri 'Spiderkid' tewas setelah mengejar kereta yang sedang berjalan. Namun beredar informasi, Fitri tewas setelah dipukul warga. Benarkah kabar itu? Berikut penjelasan ibu Fitri, Sumarni, saat dimintai keterangan polisi.

Sumarni ditanya-tanya petugas Polsek Ciputat di teras rumahnya, Jalan Rusa VII, Ciputat, Tangsel, Kamis (4/2/2016) sore. Berikut tanya jawab polisi dengan Sumarni yang disaksikan detikcom:

Polisi: Permisi Bu, bisa diceritakan soal anak Ibu?

Sumarni: Jadi begini Pak, pas pukul 06.00 WIB hari Rabu (3/2), saya suruh Fitri beli nasi uduk di depan. Tapi, nasi uduknya tumpah. Karena dia cuma bawa Rp 5.000 dia ngambek. Dia kan kayak film action, kalau ngambek dia naik-naik.

Nah, saya dikasih tahu tetangga, dia bilang begini: 'Ibu, Pipit naik ke atap mobil orang'. Saya datangin si Pipit, dia sudah tergeletak di bawah.

Polisi: Pas di situ dia dipukul (warga), Bu?

Sumarni: Enggak tahu, karena pas saya sampai dia sudah tergeletak. Saya tanya ke Pipit apa dia sakit, terus dia minta gendong. Habis itu saya bawa pulang, saya suruh tiduran.

Polisi: Terus, Bu?

Sumarni: Pas pukul 09.00 WIB, saya bangunin Pipit, saya mau ajak dia ke tempat panjat tebing. Saya tanya dulu, apakah dia sakit, tapi dia enggak ngerasa sakit. Cuma habis dari panjat tebing dia muntah. Saya bawa pulang, terus pas sampai rumah dia ngeluh minta dibawa ke rumah sakit.

Karena saya lagi ribet sama kakaknya, saya suruh Pipit jalan duluan ke depan. Mungkin karena saya ribet, si Pipit ngambek dan dia naik-naik lagi ke atas genteng rumah orang. Saya kejar Pipit dia sudah enggak ada di genteng itu.

Polisi: Berarti dipukul (warga) di situ, Bu?

Sumarni: Saya enggak tahu, dia cuma bilang ke saya 'ampun-ampun...' Jadi saya ketemu Pipit di warung, si tukang warung bilang anak saya muntah. Ya sudah saya minta air. Tapi pas saya minta air si Pipit lari. Nah, saya enggak bisa lihat lagi karena si Pipit lari.

Pas saya kejar Pipit lari, saya lihat kerudung Pipit tergeletak di jalan, baju juga ada di jalan. Saya lihat Pipit emang enggak pakai baju, saya bangunin si Pipit, dia kondisinya engap-engapan.

Sampai akhirnya denyut nadi di tangannya hilang. Ya sudah saya bawa pulang dia. Pas saya mandiin, ada bekas memar dan tangannya patah.

Polisi: Itu kejadiannya kapan?

Sumarni: Saya sudah enggak lihat jam pak, saya ingatnya itu sore.

Polisi: Terus yang memar-memar itu Ibu foto?

Sumarni: Enggak, Pak. Sudahlah Pak, saya sudah ikhlas. Pipit sudah dikubur.


Usai tanya jawab itu, 2 petugas Polsek Ciputat tersebut meninggalkan rumah Fitri. Sumarni pun kembali ke dalam rumah. Di rumahnya sudah banyak keluarga Fitri yang sedang tahlilan.

Sementara itu, Sumarni menolak diwawancara detikcom. "Tolong jangan diceritain lagi, saya udah ikhlas. Saya nggak mau apa-apa, saya di sini numpang," ujarnya. (rvk/nrl)