Ulahnya ini pertama kali terpublikasi pada Selasa 29 Maret 2011, kala petugas dari Polsek Ciputat mengetahui Fitri yang saat itu masih berusia 9 tahun memanjat suatu menara BTS di Jalan Sukadamai, Serua Indah, Ciputat, Tangerang. Hari itu, Fitri diketahui dua kali memanjat menara BTS.
Setelah diamankan polisi dan bersiap dibawa kedua orangtuanya, Fitri meminta izin ke belakang. Ditunggu tidak kunjung keluar, Fitri ternyata memanjat menara lagi di sebelah kantor polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Orangtua Fitri saat itu mengaku sudah tidak sanggup lagi untuk menjaga dan mengasuhnya. Fitri rencananya akan dibawa ke Dinas Sosial Tangerang Selatan. Selain tidak sanggup menghidupi Fitri karena keduanya pengangguran, orang tua Fitri juga heran dengan perilaku anaknya yang sangat tomboy dan kerap membahayakan jiwanya itu.
(Baca juga: Fitri Si Spiderkid Tak Cuma Memanjat Tower)
Keesokan harinya, Fitri berulah kembali. Baru saja pulang dari rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis, dia kabur dan lagi-lagi memanjat tower BTS yang kemarin dia naiki.
Polisi pun mencari akal hingga meminta bantuan psikolog anak Seto Mulyadi untuk menangani Fitri. Kak Seto, demikian panggilan Seto Mulyadi, sampai mendatangi Polsek Ciputat pada Rabu, 30 Maret 2011, mengajak bernyanyi "Satu-satu Aku Sayang Ibu". Fitri dan Kak Seto sempat bercanda. Kak Seto mengajak berdialog Fitri, termasuk ditanya Kak Seto alasan memanjat tower.
![]() |
"Memang nggak takut jatuh?" tanya Kak Seto.
"Memang nggak pernah jatuh kok. Waktu saya dikejar bapak saya, saya naik ke atap. Sampai kaki saya kejeblos genteng, nggak jatuh juga," tutur Fitri.
Fitri berasal dari keluarga kurang mampu. Dia mengaku sering dipukuli orangtuanya sehingga lebih suka memanjat. Orangtuanya mengaku tak tahan pada kenakalan Fitri sehingga ingin menyerahkan Fitri kepada Dinas Sosial Tangerang Selatan.
(Baca juga: Fitri Spiderkid Nyanyi Bareng Kak Seto di Polsek Ciputat)
Dipercaya Bisa 'Mengobati'
Di lingkungan tempat tinggalnya, Fitri juga dikenal bisa menyembuhkan sejumlah penyakit yang diderita tetangga-tetangganya.
"Orang yang pertama kali diobati (menderita) stroke ringan dan sembuh. Terus bapaknya sakit ginjal, sakit sampai nggak bisa bangun, diobatin juga sempuh," kata ibunda Fitri, Sumarni, di rumah Kak Seto, Cirendeu Permai No 13, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (31/3/2011).
![]() |
Sumarni mengatakan, saat mengobati, Fitri tidak menggunakan alat apa pun. FItri hanya memijit bagian yang sakit. "Orang-orang banyak tahu jadi pada dateng ke rumah. Diobati sembuh, ada yang sekali sembuh ada yang beberapa kali datang baru sembuh," kata perempuan yang saat itu berusia 45 tahun.
Namun Sumarni tidak yakin apakah kemampuan anaknya itu benar atau tidak. Namun saat ini, Fitri sudah tidak mau lagi diminta untuk mengobati orang yang sakit. "Tapi sekarang nggak mau Pipit (sapaan akrab Fitri) ngobatin, nggak tahu kenapa," katanya.
Karena suka mengobati orang, Fitri ingin menjadi seorang dokter saat dewasa kelak. "Cita-cita dia jadi dokter, karena suka ngobatin orang," kata Sumarni.
(Baca juga: Wow! Fitri Spiderkid Ternyata Bisa Mengobati Orang)
Gejala Autis
Fitri memiliki kebiasaan memanjat jika sedang kesal atau jengkel. Kak Seto pun sempat membawa Fitri terapi ke beberapa rumah sakit. RS Pondok Indah, RS Polri Kramatjati, hingga RSJ Grogol.
"Mungkin karena Fitri ini terlalu aktif ya jadi kita pindah ke RS Polri (Kramatjati) namun pas saya tengok kok sepertinya kurang baik karena dicampur sama pasien dewasa. Jadi saya carikan ternyata ada tempat yang bagus di RS Grogol," kata Kak Seto.
![]() |
Meski Fitri dirawat di RSJ Grogol, Kak Seto memastikan gadis yang akrab disapa Pipit itu tidak memiliki gangguan jiwa. Fitri hanya mengalami gangguan perilaku sehingga memerlukan penanganan khusus.
"Orang mungkin bakal mikir kalau Pipit ini ada gangguan jiwa, tapi itu nggak ada. Pipit hanya ada gangguan perilaku saja, itu terapi psikologis," kata Kak Seto yang sebelumnya sempat menampung Fitri di rumahnya itu.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada Fitri?
"Dia ini hanya gangguan perilaku dan ada sedikit gejala autis ringan tapi ditimpali dengan kecerdasan yang cukup bagus," kata Kak Seto pada Selasa 24 April 2011.
(Baca juga: Fitri Spiderkid dari Ciputat Diterapi di RSJ Grogol)
Tergiur Uang hingga Piknik
Setelah itu, Fitri melanjutkan 'kiprah'-nya memanjat atap rumah hingga menara. Dalam catatan detikcom, Fitri mau turun bila diiming-imingi uang, diajak piknik ke Ragunan atau karena kelelahan.
Bahkan, Fitri pernah 'kena batunya' terjatuh saat memanjat tembok setinggi 10 meter di Stasiun Duri, Tambora, pada Selasa, 8 November 2011. Kaki kirinya sempat digips. Saat itu Fitri mengaku kesal karena terus diolok teman-temannya sehingga berniat memanjat lagi.
![]() |
"Aku suka kesal sama teman-teman karena diajak berkelahi dan melempari aku dengan batu. Jadi aku ingin naik ke tower," keluhnya.
Saat itu, Fitri mengaku kapok memanjat. Namun kenyataannya, Fitri memanjat lagi.
(Baca juga: Tower yang Pernah Ditaklukkan Fitri Spiderkid di Usia 9 Tahun)
Tahun berganti hingga kemudian pada 12 Januari 2016 Fitri naik menara SUTET di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Petugas pemadam kebakaran sampai mengerahkan skylift untuk menurunkan Fitri.
![]() |
(Baca juga: Turunkan Fitri Spiderkid dari Tower SUTET, Pemadam Kerahkan Skylift)
Tak dinyana, Rabu 3 Februari 2016 merupakan akhir 'kiprah' Fitri. Gadis 14 tahun itu meninggal dunia karena terpeleset saat mengejar kereta di Stasiun Pondok Ranji, Ciputat, Tangsel. Senyum lebarnya saat dia diturunkan petugas dari tempat tinggi yang dipanjatnya kini tinggal kenangan.
Halaman 2 dari 1
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini