"Kami menduga kuat, bahwa gajah betina usia antara 20 sampai 30 tahun ini mati bukan karena termakan racun, namun terkena kawat yang sengaja dialiri listrik," kata Koordinator Himpunan Penggiat Alam (HIPAM), Zulhusni Sukri yang dihubungi detikcom, Kamis (4/2/2016).
Zulhusni saat ini berada di lokasi penemuan bangkai gajah di Desa Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kab Bengkalis. Menurutnya, sudah ada tim autopsi dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim autopsi lagi bekerja. Soal bagaimana hasilnya, itu kewenangan tim BBKSDA Riau. Namun kami menduga kuat, gajah ini bukan mati termakan racun, tapi kena setrum listrik," kata Husni, sapaan akrabnya Zulhusni.
Husni menyebutkan, indikasi bahwa gajah liar ini mati terkena setrum listrik, terlihat di bagian belalai gajah ada luka sobekan dan kulitnya hangus terbakar.
Selain itu, lanjut Husni, tubuh gajah dengan kabel kawat hanya berjarak tak lebih 60 cm. Kabel kawat ini setelah ditelusuri, ternyata mengelilingi perladangan sayuran milik warga. Kawat tersebut sengaja dialliri listrik sebagai bentuk pengamanan ladang.
"Kita minta BBKSDA Riau serius untuk mengusut kasus pembunuhan gajah ini. Karena aliran listrik ini sengaja dipasang warga. Ini kan sangat berbahaya termasuk juga untuk manusia," tutup Husni. (cha/trw)











































