Akbar Tandjung Merasa Tak Dianggap, Yorrys: Dia Merasa Paling Penting

Akbar Tandjung Merasa Tak Dianggap, Yorrys: Dia Merasa Paling Penting

M Iqbal - detikNews
Kamis, 04 Feb 2016 10:48 WIB
Foto: Yorrys Raweyai (Agung/detikfoto)
Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung, merasa tak dianggap dalam proses rekonsiliasi Partai Golkar hingga jelang pertemuan kedua kubu sore nanti. Ketua DPP hasil Munas Riau Yorrys Raweyai, mengatakan bahwa Akbar selama ini sebetulnya diundang, tapi tak pernah hadir.

"Dia harus fair. Dia merasa bahwa ini lebih penting dari kegiatan lain. Pertama, Silatnas 1 November diundang, beliau alasan ada kegiatan. Kemudian kita bikin sukuran, dia tida hadir. Kemudian Rapimnas dia bilang ada agenda yang sudah dijadwalkan lama," ucap Yorrys kepada detikcom, Kamis (4/2/2016).

"Kalau sudah begini merasa tidak diajak, sementara kita sudah beberapa kali pertemuan," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Akbar Tandjung: Mereka Seolah Menganggap Saya Tidak Ada

Yorrys mengatakan konflik Golkar sangat dinamis. Banyak kegiatan yang digelar mendadak, sehingga undangannya pun dikabari mendadak yang bisa jadi akan berbenturan dengan agenda lain.

Meski, tetap saja untuk kepentingan Golkar banyak pengurus tetap hadir. "Jangan merasa Wantim nggak mau hadir. Kalau tidak hadir jangan komentari. Nanti kita mau bikin rapat, dia rapat sendiri," ucap politisi asal Papua itu.

Yorrys menambahkan, bahwa semua pihak ingin membantu bersatunya Golkar, namun harus secara bersama-samaa dibicarakan. Tidak bisa dengan cara dan jalan sendiri-sendiri.

"Bukan tidak pernah dikasih tahu, cuma kalau dikirim undangan tidak mau datang," terang Yorrys.

"Kalau 4 kali diundang dia punya alasan tidak bisa, kira-kira gimana?" tanya mantan anggota DPR itu.

Baca juga: JK-Ical-Agung Tertawa Bersama, ke Mana Akbar Tandjung?

(miq/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads