"Kalau motor kami dorong naik bus," kata Ahok saat di wawancarai wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (4/2/2015) pagi.
Ahok mengatakan, banyak warga yang memilih naik motor karena hitungan pengeluaran per bulannya lebih murah daripada naik angkutan umum. Karena itu, dia pun tengah mencari solusi agar ongkos naik kendaraan umum lebih murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok punya rencana di balik penghapusan premium di Jakarta ini. Dia perpendapat, sebaiknya subsidi di premium lebih baik dialihkan ke transportasi massal daripada dikonsumsi kendaraan pribadi.
Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang sudah menanggapi wacana yang dilontarkan Ahok itu, Menurutnya hal tersebut bisa saja dilakukan dalam waktu dekat.
"Iya memungkinkan (hapus Premium). Mungkin bertahap, yang pertama mungkin tengah kota dulu, apalagi selama angkutan umum, mikrolet masih ada, bertahap lah," kata Bambang saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (2/2).
Bambang menilai, penghapusan premium di Jakarta juga tak akan menimbulkan gejolak signifikan di masyarakat.
"Tahun lalu kemampuan beli Rp 8.500 bisa buat Premium, sekarang Rp 8.500 beli Pertamax saja masih kembali. Sebetulnya nggak masalah, apalagi Jakarta sudah menyediakan angkutan umum. Tinggal kewenangan Gubernur, nanti kita tinggal lihat Dirjen Migas menyetujui apa enggak," jelasnya. (hri/dra)











































