Kepada detikcom, pria berusia 56 tahun ini bercerita tentang perjalanan panjang karirnya mulai dari nol.
Saat masih duduk di bangku SMK jurusan ukir kayu, Darman sudah mulai sering dimintai tolong tetangga dan temannya memotong rambut. Setelah lulus, Darman sempat bekerja di pabrik pemintalan, menekuni seni ukir kayu, sambil tetap menerima permintaan pangkas rambut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, menurutnya pangkas rambut adalah seni. Seni ukir atau seni memangkas rambut, sama-sama disenanginya.
Kemudian Darman mengambil kursus potong rambut, dan bekerja di Salon Gumbira tahun 1985. Di salon itu, dia belajar memotong rambut gaya tentara.
Hingga Darman membuka salonnya sendiri pada 1994. Saat itu dia mempekerjakan 4 karyawan, dan usahanya meningkat pesat. Mulai dari situ dia banyak berkenalan dengan para pejabat yang menjadi langganannya.
Hingga empat tahun yang lalu dia pindah ke kontrakan kecil di Jalan Munggur Kota Yogyakarta. Dia juga terpaksa menitipkan karyawannya kepada pemangkas rambut lain kenalannya.
"Pelanggan ke sini maunya sama saya. Kasihan saya kalau orang bekerja tapi tidak ada karyanya, saya nggak mau begitu," imbuhnya.
![]() |
Pelanggan Darman mulai dari Paduka Sri Paku Alam IX dan keluarganya, Mendikbud Anies Baswedan, mantan KSAU yang kini menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno, mantan Rektor Universitas Atmajaya Prof Dr Dibyo Prabowo MSC, mantan Bupati Bantul Idham Samawi, Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi, Deputi VII Kemenkopolhukam Agus Barnas dan sejumlah guru besar UGM.
Di kios yang disewanya Rp 700 ribu per bulan ini, Darman menunggu pelanggannya. Bukan di kawasan yang ramai, Darman mengaku ingin agak beristirahat di masa tuanya.
"Tempatnya juga saya bikin sederhana saja. Tidak ada AC tapi ventilasinya bagus. Walaupun pejabat-pejabat ada yang datang ke sini, Biar merakyat," tutur Darman sambil tersenyum.
Pangkas rambut Darman buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB - 17.30 WIB. Tak ada libur, kata Darman, kecuali ada acara keluarga yang tak bisa ditinggalkan.
"Misalnya ada layat atau acara undangan pernikahan, baru saya tutup," ujarnya.
(sip/trw)