"Millah abraham ini, orang tidak perlu sholat, tidak perlu puasa karena mereka menganggap sudah bukan zamannya melakukan itu," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Syafiuddin kepada wartawan usai Rakor di Kementerian PMK, Jl Medan Merdeka Barat, Selasa (2/2/2016).
Paham tersebut, menurut Lukman merupakan sebuah ideologi yang dipercaya oleh penganutnya. Dalam penyegaran ideologi tersebut, rupanya ada beberapa kelompok dalam Gafatar ini yang memiliki peranan tertentu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu bagaimana mengembalikan mereka ke masyarakat tanpa membawa ideologi seperti itu? Menag mengatakan harus menggunakan pendekatan secara empati tanpa harus mengucilkan mereka dari masyarakat.
"Yang terkait dengan keyakinan, itu butuh proses, butuh waktu. Oleh karenanya pembinaan keagamaan, itupun perlu waktu prosesnya. Dan ini harus dipilah-pilah, tidak bisa digeneralisir, karena ideolog, artinya mereka memiliki keyakinan yang sangat kuat, terhadap paham keagamaan tertentu ini," kata dia.
"Kedua, tentu pendekatan terhadap masing-masing kelompok ini berbeda-beda, tapi intinya pendekatan ini penuh empati, bukan kontradiksi ataupun konfrontatif. Tapi dengan membangun dialog, empati, harus dilakukan dengan pendekatan dialog," sambungnya. (rii/dra)