Para anggota Gafatar yang ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (1/2/2016) berbagi cerita saat mereka hidup di kamp. Ada sejumlah aturan unik yang dibuat di kamp.
Soal makanan, mereka tidak menggunakan penyedap rasa atau juga pengawet. "Kita hidup dengan cara yang alami. Kita berusaha menghindari bumbu penyedap makanan buatan," tutur Yudi Yaman (40).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain penyedap makanan, eks anggota Gafatar juga tidak ada yang merokok. Kenyataannya, selama di tempat penampungan di Asrama Haji, memang tidak ada orang yang merokok.
"Sehat itu kan benar. Kuncinya, ilmunya adalah niat. Dipikir, diucap dan dilakukan. Kalau kita niat, kita aplikasikan," tutur Yudi.
Hal ini turut diamini oleh Yunus. Ia sudah berhenti merokok sejak ikut dengan Gafatar. Selain dari sudut kesehatan, alasan tidak merokok juga karena alasan ekonomi.
"Merokok itu kan tidak baik bagi kesehatan, selain itu juga ada alasan ekonomi. Tidak merokok dari sudut ekonomi adalah penghematan," ujar Yunus.
"Adakah yang salah ketika kita memilih hidup sehat dan berhemat?" tanya Yudi.
MUI Kalbar sendiri sudah menyampaikan Gafatar sesat. Demikian juga Pakem Kejagung sempat menyampaikan pernyataan serupa. Sedang pihak Gafatar sudah menyampaikan kalau mereka penganut Milah Abraham dan bukan pemeluk agama Islam. (dra/dra)