Bujuk Gafatar ke Pengikut: Dari Perbaikan Ekonomi Sampai Ketenangan Hidup

Bujuk Gafatar ke Pengikut: Dari Perbaikan Ekonomi Sampai Ketenangan Hidup

Jabbar Ramdhani - detikNews
Senin, 01 Feb 2016 17:12 WIB
Eks Gafatar di Asrama Pondok Gede/Foto: Jabbar Ramdhani
Jakarta - Kalimantan Barat jadi destinasi para eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) untuk melanjutkan hidup. Di Kalbar, eks Gafatar memulai hidup baru atas kemampuan yang dipunyai masing-masing. Mereka ikut bujukan: dari perbaikan ekonomi sampai ketenangan hidup.

Yudi Yaman (40) berangkat ke Sambas, Kalbar sejak November 2015. Bersama isteri dan keempat anaknya, Yudi meninggalkan kampung halamannya: Sukabumi.

Keberangkatan Yudi berawal dari ajakan temannya yang lebih dulu datang ke sana dan setelah mengetahui bagaimana prospek kehidupan di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Nanang adalah orang pertama yang pindah ke Sambas. Ia sudah sekitar 2 bulan lebih di sana. Kemudian, saya diajak untuk pindah ke sana," tutur Yudi ketika ditemui di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (01/02/2016).

Yudi pun pindah ke Sambas dengan modal pribadinya. Ia bertekad untuk hidup di Sambas dengan bertani dan berjualan barang kebutuhan sehari-hari.

"Di sana kita patungan untuk membeli tanah. Kami di sana murni bertani dan berdagang. Karena kami ingin mandiri, kami ingin memperbaiki kehidupan ekonomi," ujar Yudi.

Yudi menanam padi, timun, kacang juga tanam palawija dan ternak ayam. Di Desa Lumbang, ia mengontrak rumah seharga 8 juta rupiah untuk jangka waktu setahun.

Selama hidup di Sambas, Yudi mengaku sangat nyaman. Yudi sudah sejak muda tertarik menjadi petani. Dan ia juga berasal dari keluarga petani.

"Petani itu kan pekerjaan luar biasa. Dengan bekerja sana bersama warga lokal bergabung bersama gapoktan. Bertani juga memberikan kontribusi kepada negara," ucapnya.

Bekerja sama dengan warga lokal, Yudi juga sudah menjalankan pabrik tahu. Tapi usahanya itu harus ditinggalkan karena ia terpaksa disuruh meninggalkan Kalbar.

Selain upaya memperbaiki kehidupan ekonomi, ia menuturkan bahwa ada kepuasan lain yang didapatkan selama ia tinggal di Sambas.

"Saya mendapatkan ketenangan di sana. Kami nyaman, warga lokal pun baik dan terbuka kepada kami. Di sana masih alami. Selain udara yang bersih, di sana setiap musim duren kita makan duren. Begitu juga ambutan, cempedak," kata Yudi.

Semua usaha perekonomian itu dilakukan secara swadaya. Yudi menuturkan bahwa di Kalbar juga ada banyak tenaga ahli.

Permukiman Gafatar di Mempawah. Foto: istimewa
"Kami ada yang jago teknisi, ada yang juga mengerti IT, ada yang bisa bertani. Begitu juga di dunia pendidikan dan kesehatan," cerita Yudi.

Ada cerita berbeda dengan Yudi yang fokus pada dunia pertanian. Adalah Yunus salah seorang yang fokus pada dunia teknologi dan industri.

Yunus pergi ke Kalbar bersama istrinya. Ia meninggalkan Jagakarsa, Jakarta Selatan dan tinggal di Singkawang.

"Saya pergi ke Singkawang tanggal 25 Desember 2015. Saya diajak teman untuk tinggal di sana," ujar Yunus yang hari ini sedang mengurus kepulangannya ke Cimahi.

Motivasi Yunus untuk pergi ke Singkawang karena menurutnya ongkos hidup yang lebih rendah dibanding di Jakarta.

"Biaya hidup di sana juga tidak mahal. Air satu galon seharga 5 ribu. Sedangkan di sini berapa?" tutur Yunus.

Selama tinggal di Singkawang, Yunus membuka bengkel las. Hal ini tidak berbeda dengan kehidupannya ketika masih di Jagakarsa.

"Sebelumnya di Jakarta buka bengkel, sempat juga sebagai pengusaha. Sempat juga buka usaha restoran," katanya.

"Saya buka bengkel las di sana. Gaji di sana lumayan, sehari pekerja bengkel mendapatkan upah 100 ribu. Sebulan jadi 3 juta," tambah Yunus.

Penghasilan tersebut menurutnya cukup karena ongkos hidup yang tidak terlalu tinggi. Hal lain yang dicarinya ketika pindah ke Singkawang adalah keinginan merubah gaya hidup.

"Motivasi lainnya, gaya hidup modern diganti ke gaya hidup alamiah. Selain itu juga eksplorasi dalam artian kita ingin menjelajah. Jadi tidak seperti katakan dalam tempurung. Pengayaan pengalaman," jelas Yunus. (fjp/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads