Pantauan detikcom, aksi warga berlangsung sejak pukul 11.30 WIB, Sabtu (30/1/2016). Mereka mengangkut tanah dan batu menggunakan mobil dump truk. Sungai yang mengalir dari dalam pabrik hingga ke pantai Lhoknga berhasil ditutup warga.
![]() |
Selain itu, warga juga membentangkan spanduk bertuliskan "Jangan Buang Limbah dalam Sungai Kami" di pagar pabrik semen. Aksi protes warga ini sempat membuat arus lalu lintas di lokasi tersendat. Warga yang melintas, penasaran dengan aksi yang dilakukan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Limbah industri yang dibuang ini berbentuk cairan seperti oli," kata Yustika kepada wartawan di lokasi.
![]() |
Sehari sebelumnya, masyarakat Lhoknga sudah menggelar pertemuan dengan pihak pabrik. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat menuntut agar pabrik tersebut tidak membuang limbah sembarangan dan mematuhi aturan yang berlaku.
"Kita sudah duduk bersama kemarin untuk membahas masalah ini, tapi tidak ada titik temu. Kita masyarakat sudah mempunyai iktikad baik dalam hal ini," jelasnya.
Pencemaran lingkungan tersebut, katanya, diduga sudah terjadi sejak beberapa tahun silam. Menurutnya, air sungai di desa tersebut sebelum tidak panas dan tidak bercampur dengan oli.
![]() |
"Sudah sejak setelah tsunami pencemaran ini terjadi. Kami sudah berkali-kali menemui pihak manajemen untuk menanyakan masalah ini," ungkapnya.
Akibat pencemaran lingkungan ini, banyak masyarakat dirugikan terutama nelayan tradisional. Yustika menyebut, banyak bibit ikan di laut mati karena tercemar limbah industri.
Menurutnya, aksi menutup sungai dilakukan sebagai jalan terakhir. "Aksi ini kita lakukan sampai masalah limbah ini selesai," ungkapnya. Hingga saat ini belum ada penjelasan dari pihak pabrik terkait aksi warga. (trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini