"Saya mau mencari kebenaran tunggal. Karena di dunia ada gelap, juga ada terang," ujar Cakra saat menemani mantan Ketua Umum Gafatar Mahful Muis Tumanurung bertemu Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Adi Toegarisman di Kejagung, Jl Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Jumat (29/1/2016). Cakra tidak turut bertemu Jamintel, dia hanya menunggu di lobi gedung Jamintel.
Cakra mantab bergabung ke Gafatar setelah deklarasi kelompok itu pada 21 Januari 2012 di Gedung JI EXPO Kemayoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cakra tidak diiming-imingi apa pun atas keputusannya ikut Gafatar. Bahkan dia malah mengeluarkan uang untuk membeli tanah di Kalimantan.
"Iya kan pakai duit pribadi untuk beli tanah di sana," kata Cakra.
Cakra menerangkan warga Gafatar pindah ke Kalimantan dan memilih bercocok tanam karena tanah di Kalimantan subur.
"Kita kegiatannya bercocok tanam. Orang-orang itu sekarang makan apa yang kita tanam. Kita cuma makan yang kita tanam," tutur Cakra yang mengenakan setelan jas ini.
Cakra menyebut Gafatar merupakan organisasi sosial. "Misalnya PAN kan lambangnya matahari tapi kan nggak ngajarin soal agama. Kita nggak ada ajaran agama. Ini ormas, istilahnya kayak partai tapi organisasi sosial," beber Cakra.
Gafatar membubarkan diri pada Agustus 2015. Cakra juga sudah meninggalkan Kalimatan. Lahan yang dibelinya di tanah rantau, akunya, telah mendapat ganti rugi. Namun dari siapa ganti rugi itu, dia tak menyebutkan. Β
Saat ini, Cakra sudah memiliki pekerjaan baru. "Saya sih punya pekerjaan sendiri. Di alam semesta ini ada banyak kerjaan," ujarnya. (nwy/nrl)