Sumber detikcom di BNN menceritakan pada Oktober 2015, ada informasi bahwa WN Pakistan bernama M Riaz datang ke Indonesia. Riaz merupakan anggota sindikat Pakistan yang pada Januari 2015 menyelundupkan 50 kg heroin ke Selangor, Malaysia. Anggotanya tertangkap di sana.
Kenapa Riaz datang ke Indonesia? Dari hasil penelusuran, Riaz memiliki kontrakan di Cipete, Jakarta Selatan. Pergerakannya terus dipantau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhir Oktober dia terpantau pergi bersama dua WN Pakistan lainnya, DI dan SR, ke Jepara. Di sana, mereka bertemu Didi," kata penyidik BNN yang menjadi bagian tim penelusuran sindikat kepemilikan ratusan kg sabu di Jepara kepada detikcom, Jumat (29/1/2016). Didi diketahui memiliki gudang mebel di Desa Pekalongan, Kecamatan Batealit, Jepara.
Pada akhir 2015, seorang WN Pakistan berinisial FA dan memiliki kaitan dengan Riaz datang ke Indonesia. Dia 'mampir' ke Kalibata City, Jaksel. Rupanya di sana, pria yang bekerja di perusahaan travel di kawasan Tanah Abang ini menemui istri yang WNI.
"Perusahaan travel itu merupakan tempat pencucian uang bandar narkoba Pakistan dan Nigeria," bisik penyidik.
Pada 2 Januari, sindikat narkoba ini mengirimkan 1 kontainer genset dari Guangzhou, China, ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Dokumennya tidak lengkap. Hanya ada jenis barang, asal negara, tanggal kedatangan, dan jumlah (192 unit). BNN dan Bea Cukai kemudian menganalisis ribuan kontainer, dan mengerucut pada 1 kontainer tersebut.
![]() |
Orang yang mengurus kontainer ini adalah WNI berinisial JCK, pekerja di sebuah perusahaan logistik di Semarang. "Dia menggunakan CV lain untuk mengurus kontainer," jelas penyidik.
JCK dan teman sekantornya, RS, diduga kuat menerima orang Rp 70 juta dari FA. Mereka bertemu pada pada 8 Januari atau 10 hari sebelum kontainer dikeluarkan dari pelabuhan. Nah, sebelum dipindahkan ke gudang, kontainer diperiksa.
"Dari pemeriksaan X-Ray, tidak ada benda mencurigakan. Kemudian kami dan Bea Cukai mengambil 4 sampel, dua di antaranya mengandung sabu," papar penyidik BNN.
Petugas mengembalikan genset serapi mungkin. Barang itu pun dikirim dengan menggunakan 2 truk ke Jepara pada 26 Januari. Hari itu juga, Riaz dikontak dari Pakistan bahwa uang operasional sudah dikirim melalui perusahaan travel.
Pada 27 Januari, Riaz datang ke Jepara menemui Didi. Pagi hari, keduanya pergi membeli timbangan. Pukul 14.00 WIB, Riaz kembali ke gudang.
"Lalu kita serbu. Semua titik kita serbu," tutup penyidik.
8 Orang diamankan. 4 WN Pakistan dan 4 WNI. Dari hasil pengecekan, ada 100 kg sabu di 94 genset. Sebanyak 100 genset lainnya masih diperiksa sehingga sabu diduga lebih 200 kg.
![]() |
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan sabu di Jepara jelas-jelas jaringan internasional. "Kita tidak main-main memerangi peredaran narkoba, kita tidak boleh kalah dari mafia," kata Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, di Tanah Abang, Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Kasus ini terus dikembangkan. Hari ini, BNN mengamankan 11 warga negara Nigeria, 4 warga Pakistan dan 1 warga Indonesia. Mereka diduga terkait dengan sabu ratusan kilogram di gudang Jepara. (try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini