"Saya termasuk agak berpandangan begitu, bahwa seseorang itu harus menyelesaikan jabatan sampai habis," kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Namun demikian, Gerindra menyadari keinginan publik bisa mengubah pandangan itu. Bisa saja publik menginkan Ridwan pindah ke Jakarta meski menyisakan masa jabatan setahun di Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buktinya, Jokowi terpilih," ujarnya merujuk Jokowi yang terpilih menjadi Presiden meski masa jabatan Gubernur DKI kala itu belum selesai.
Soal kinerja Ridwan di Bandung, Gerindra menilai Ridwan sudah berhasil membangun Bandung. "Ridwan Kamil sebagai Wali Kota sudah menunjukkan hasil atau kebanggaan masyarakat Bandung yang cukup signifikan. Tapi pertanyaannya apakah itu sudah waktunya dia berpindah posisi lain di DKI, misalnya," tuturnya.
Terlepas dari itu, Gerindra juga menegaskan belum pasti mengusung Ridwan Kamil atau siapapun. Penentuan akan dilakukan oleh Ketua Umum Prabowo Subianto.
"Bulan April lah, sudah mulai ada pengerucutan calon gubernur DKI," kata Muzani.
Gerindra sendiri sudah punya delapan nama bakal calon gubernur penantang Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) di 2017. Dia mengatakan, dari delapan nama itu pastilah ada yang bisa mematahkan dominasi popularitas dan elektabilitas Ahok.
"Ahok tadinya bukan siapa-siapa. Karena proses dan waktu, Gerindra punya andil besar menjadikan dia siapa. Sekarang kita juga mau melakukan hal yang sama. Pasti ada di antara delapan nama itu," kata Muzani.
Delapan nama itu adalah Ketua DPD Gerindra DKI M Taufik, Sekda DKI Saefullah yang tak tertarik maju di Pilgub, Mantan Pangdam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin, Ridwan Kamil sendiri, fungsionaris Gerindra Sandiaga Uno, Biem Benjamin, politisi Gerindra DKI M Sanusi, dan Muzani sendiri yang merasa tak punya 'potongan' menjadi Gubernur DKI (dnu/imk)