"Biogas dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga panas dan listrik," ujar Peneliti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) LIPI Yogyakarta, Satriyo Krido Wahono, dalam rilis yang diterima Rabu (27/1/2016).
Gas utama biogas sebagai sumber energi adalah metana, sedangkan gas lain yakni H2O, CO2, SO2, H2S dll merupakan pengotor. Nah, zat pengotor ini menyebabkan performa biogas kurang optimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu metode untuk meningkatkan kemurnian biogas yaitu melalui teknik adsorpsi dengan menggunakan zeolit alam asli Indonesia. Zeolit alam tersebut perlu diaktifkan dan dimodifikasi agar dapat dipergunakan sebagai pemurni biogas.
Ditambahkan Satriyo bahwa zeolit alam memiliki potensi penyerapan gas yang bersifat multi-adsorpsi, khususnya untuk gas pengotor pada biogas yaitu uap air (H2O), CO2 dan H2S, namun tidak menyerap metana (CH4) yang merupakan sumber energi dalam biogas sehingga sangat sesuai untuk pemurni biogas.
Satriyo menegaskan bahwa dengan potensi tersebut, LIPI menggunakan zeolit alam Indonesia menjadi pemurni gas metana dalam biogas yang disebut dengan ZeoFilter. ZeoFilter mampu membersihkan biogas dari gas-gas pengotor lain sehingga diperoleh kualitas biogas yang lebih baik, meningkat 5β20% dari kadar metana awal, peningkatan efisiensi energi dalam proses konversi biogas menjadi energi listrik, dan mengurangi potensi korosi dan menghilangkan bau kurang sedap dari biogas.
"Produk ini dibuat dengan berbahan dasar material lokal Indonesia dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 80%," imbuh Satriyo.
Halaman 2 dari 1