"Jumlahnya ada 160 orang dan 38 sudah diambil oleh Dinsos (Dinas Sosial) Kota Tangsel (Tangerang Selatan), mereka semua terdiri dari orang tua dan anak-anak. Malam ini tinggal yang dari Kota Tangerang yang masih menunggu bus dari Dinsos Pemkotnya. Akan kita bina, pembinaan akan kita lakukan secara perlahan, mengingat kondisi psikologis mereka masih labil," ujar Kepala Dinsos Provinsi Banten, Ino Sutrisno Rawita kepada detikcom, Selasa (26/1/2016).
Ino menjelaskan bahwa mengembalikan eks anggota Gafatar ke tengah masyarakat merupakan salah satu tugas pemerintah yang harus segera dilakukan. "Sekembalinya dari Kalimantan, eks anggota Gafatar tersebut tentu mengalami gangguan psikologis. Untuk itulah kita lakukan pembinaan, mulai dari pembinaan keruhanian, kepercayaan diri, dan menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan," jelas Ino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka harus mendapatkan jaminan rasa aman terutama sambutan hangat dari keluarganya. Bantu mereka insyaf dan bertobat sehingga kehidupan bisa kembali normal," imbaunya.
Sementara itu, Eli Syahputra, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Banten mengharapkan kepada tokoh masyarakat terutama dari kalangan ulama bisa menjadi inisiator di kampung halaman dari para eks anggota Gafatar ini.
"Para ulama harus menjadi gerbong lokomotiv yang menginisiasi penyambutan bagi masyarakat di kampung halaman mereka. Persatukan kembali eks anggota Gafatar dengan keluarganya," tegas Eli.
Menurut data di Dinas Sosial Provinsi Banten, 122 orang dari total 160 orang ini mulai diambil oleh Dinsos kabupaten/kota sejak sore hari tadi. Oleh Dinsos di kabupaten/kota, mereka masih akan menempati rumah singgah sebelum benar-benar kembali kepada keluarganya masing-masing. (dnu/dnu)