Agar Pilgub DKI Lancar, Ahok Targetkan Jakarta Bebas Banjir pada 2017

Agar Pilgub DKI Lancar, Ahok Targetkan Jakarta Bebas Banjir pada 2017

Elza Astari Retaduari - detikNews
Selasa, 26 Jan 2016 21:36 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Proyek sodetan kali Ciliwung Pemprov DKI dipastikan tidak dapat selesai tahun ini. Meski begitu Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) terus berupaya agar permasalahan banjir dapat ditanggulangi sebelum Pilgub DKI.

"Karena banyak gugat menggugat ya agak telat. Kita harapkan kalau keburu, (pada masa) hujan gede Februari 2017 (sebelum Pilgub DKI) keburu (banjir teratasi). Tapi yang (musim hujan) 2016 ini enggak keburu," ungkap Ahok di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Selasa (26/1/2016).

Permasalahan Sodetan Kali Ciliwung yang akan menyalurkan air hingga ke Kanal Banjir Timur (KBT) terhambat pembebasan lahan karena di wilayah Bidara Cina. Sehingga bor untuk pembuatan sodetan hanya mampu beroperasi satu unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kan belum nyambung dari Ciliwung ke KBT. Nah itu telat baru 2017. Kita kerjakan secepat mungkin supaya saluran sungai, seluruh saluran penghubung itu lancar," kata Ahok.

Padahal menurut Ahok, ancaman banjir cukup besar di Jakarta setelah adanya peringatan mengenai Badai La Nina. Ini tentu saja dapat menganggu aktivitas di Ibu Kota, apalagi pada tahun 2017 DKI akan melangsungkan Pilgub.

"Paling setelah (badai) La Nina, hujan yang besar itu mulai di Juni-Juli bisa hujan besar lagi nih sampai ke Februari 2017. Kita mesti kerja keras karena pas pemilihan kan, pendaftaran hujan gede lagi. Masa pendaftaran 2017 laut pasang, banjir? Bisa langsung turun tuh," tukas mantan Bupati Belitung Timur itu.

Untuk itu pihak Pemprov DKI pun terus menggenjot segala upaya agar ancaman banjir tersebut dapat ditanggulangi. Berbagai cara dilakukan.

"Kita kerja semaksimal mungkin. Jadi kalau konsep atasi banjir air itu adalah, bagaimana air itu mempunyai jalan tersalurkan ke semua tempat. Yang pasti dia turun ke bawah. Kalau lagi enggak pasang ya pasti los, ya nggak ada masalah," tutur Ahok.

"Makanya saya bilang masalah genangan jakarta begitu berhenti hujan, nggak akan lebih dari tujuh jam logikanya. Karena semua penghubung sudah mulai beres, yang jadi masalah jalan apa," imbuhnya.

Mengenai adanya genangan-genangan air usai hujan yang masih terjadi di jalan-jalan protokol, Ahok sedang berupaya mengatasinya. Sebab genangan air tersebutlah juga dapat menyebabkan macet.

"Saya lagi coba atasi. Karena semua tali air kita selain kecil itu di dalam saluran itu penuh kabel. Nah sekarang kita kan enggak mungkin bobok, gede. Nah itu coba kita atasi. Misal contoh, Matraman Cawang banjir melulu. Orang airnya nggak pernah lewat gimana nggak banjir," beber Ahok.

Suami Veronica Tan ini tak mau ambil pusing soal teori-teori yang disebutnya justru tidak banyak memberikan kontribusi. Bagi Ahok, yang paling terpenting adalah bagaimana bertindak dan bekerja meski melalui hal-hal terkecil sekali pun.

"Kalau orang tata air yang asli, pak ini harus kaji dulu, bapak ibu kaji dulu tuh, apa yang mau dikaji saya bilang, sudah tahu airnya mentok, kirim eskavator, keruk saja. Terus kalau macet gimana? kajian lalu lintasnya bagaimana? Biarin saja orang Jakarta macetnya paling seminggu," ujarnya.

"Orang Jakarta macet juga sudah lupa, masa gara-gara enggak mau bongkar gituan sampai berpuluh puluh tahun banjir. Sudah jelas ini buntu nggak bisa, sudah jelas ada saluran dia tutup, dia buat gorong-gorong kecil," sambung Ahok.

Soal jajarannya yang tak bisa mencari solusi, Ahok lebih memilih menggantinya dan mencari orang yang mau bekerja. Dengan cara seperti itu, kata Ahok, saat ini wilayah Jakarta sudah mulai berkurang lokasi-lokasi tergenangnya air.

"Udah gue (saya) cangkul aja pusing amat. Nah sekarang Taman Ratu Vila Mas Garden sudah enggak tergenang. Ya kan berarti lebih cepat. Kayak di Kemang, semua ruko tertutup salurannya," papar mantan politisi Gerindra itu.

"Hujan pasti banjir kan, tergenang kan, enggak mau tahu bongkar saja udah. Di mana tertutup langsung bongkar saja saya bilang lebih. Yang paling penting itu orang yang mau kerja," tutup Ahok.

(ear/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads