Diuji DPR, Calon Ombudsman Bicara Soal Netralitas Hingga Perbandingan KPK

Diuji DPR, Calon Ombudsman Bicara Soal Netralitas Hingga Perbandingan KPK

Indah Mutiara Kami - detikNews
Selasa, 26 Jan 2016 18:41 WIB
Fit and proper test 18 calon anggota Ombudsman (Foto: Indah Mutiara Kami/detikcom)
Jakarta - Calon anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) mulai diuji oleh Komisi II DPR. Di hadapan anggota dewan, para calon meyakinkan bahwa mereka netral dan juga bicara soal perbandingan Ombudsman dengan KPK.

Seperti yang disampaikan salah satu calon, Adhar Hakim. Pria yang menjabat sebagai Kepala Perwakilan Ombudsman NTB ini menjelaskan alasannya memilih ikut seleksi Ombudsman dibanding KPK.

"Ada orang menyebut KPK lebih seksi daripada Ombudsman. Saya tertarik karena Ombudsman memiliki tatanan baru berpikir ke depan," kata Adhar di ruangan Komisi II, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga memberi tanggapan soal pertanyaan anggota Komisi II tentang netralitas. "Saya memberi jaminan tidak bisa disetir," ujar Adhar meyakinkan.

Calon berikutnya adalah Adrianus Meliala yang selama ini dikenal sebagai Komisioner Kompolnas. Seperti Adhar, Adrianus juga menjelaskan perbandingan antara Ombudsman dan KPK.

"Ombudsman di negara Skandinavia dibentuk dan tidak perlu lembaga seperti KPK yang menjauhkan peran Ombudsman. Ombudsman jadi seperti habis," ucap Adrianus.

Dia menuturkan bahwa masa jabatannya di Kompolnas berakhir pada Mei 2016 mendatang dan dia masih ingin melanjutkan karir sebagai pengawas. Bila terpilih, Adrianus juga ingin lebih memanfaatkan peran media.

"Banyak yang mengadukan hal yang sama ke berbagai instansi. Apa Ombudsman tidak bisa jadi gudangnya? Itu yang saya dorong. Membuat Ombudsman perform, lalu sound di media massa," ungkapnya.

Anggota F-PDIP Henry Yosodiningrat sempat menanyakan terkait kasus Adrianus yang dilaporkan Divisi Humas Polri soal ucapannya 'Reskrim ATM Pimpinan Polri'. Di kasus itu, akhirnya Adrianus meminta maaf.

"Soal minta maaf, saat itu kami tengah usulkan RUU Kompolnas, ketika kami salah omong lalu ada pengaduan. Ada dukungan ke kami, kami nyatakan akan tarik ucapan," jelasnya singkat.

(imk/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads