Seperti yang disampaikan salah satu calon, Adhar Hakim. Pria yang menjabat sebagai Kepala Perwakilan Ombudsman NTB ini menjelaskan alasannya memilih ikut seleksi Ombudsman dibanding KPK.
"Ada orang menyebut KPK lebih seksi daripada Ombudsman. Saya tertarik karena Ombudsman memiliki tatanan baru berpikir ke depan," kata Adhar di ruangan Komisi II, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon berikutnya adalah Adrianus Meliala yang selama ini dikenal sebagai Komisioner Kompolnas. Seperti Adhar, Adrianus juga menjelaskan perbandingan antara Ombudsman dan KPK.
"Ombudsman di negara Skandinavia dibentuk dan tidak perlu lembaga seperti KPK yang menjauhkan peran Ombudsman. Ombudsman jadi seperti habis," ucap Adrianus.
Dia menuturkan bahwa masa jabatannya di Kompolnas berakhir pada Mei 2016 mendatang dan dia masih ingin melanjutkan karir sebagai pengawas. Bila terpilih, Adrianus juga ingin lebih memanfaatkan peran media.
"Banyak yang mengadukan hal yang sama ke berbagai instansi. Apa Ombudsman tidak bisa jadi gudangnya? Itu yang saya dorong. Membuat Ombudsman perform, lalu sound di media massa," ungkapnya.
Anggota F-PDIP Henry Yosodiningrat sempat menanyakan terkait kasus Adrianus yang dilaporkan Divisi Humas Polri soal ucapannya 'Reskrim ATM Pimpinan Polri'. Di kasus itu, akhirnya Adrianus meminta maaf.
"Soal minta maaf, saat itu kami tengah usulkan RUU Kompolnas, ketika kami salah omong lalu ada pengaduan. Ada dukungan ke kami, kami nyatakan akan tarik ucapan," jelasnya singkat.
(imk/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini