Bekerja sejak 2011, Casih habis masa kontraknya. KBRI Damaskus pun mendapat laporan dari majikannya agar mengevakuasi perempuan asal Subang ini.
"Sejak perang meletus di Suriah, Deir Ezzor merupakan salah satu wilayah paling parah sekaligus medan perang paling berat antara Angkatan Bersenjata Suriah dengan pemberontak Free Syrian Army (FSA), ISIS, serta Jabhat Al-Nusra. Sejak tahun 2014, ISIS berhasil menguasai hampir 80% wilayah Provinsi Deir Ezzor, sedangkan 20% sisanya dikuasai Pemerintah Suriah, yakni di wilayah sekitar Pangkalan Militer dan kota Deir Ezzor," jelas Pejabat Fungsi Konsuler I KBRI Damaskus, Makhya Suminar, Selasa (26/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mempelajari berbagai alternatif evakuasi, pada tanggal 6 Desember 2015, KBRI Damaskus mengirim Nota Diplomatik kepada Pemerintah Suriah agar dapat membantu penjemputan TKI dari Deir Ezzor menggunakan fasilitas militer Suriah. Selanjutnya, KBRI Damaskus melakukan pendekatan kepada Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Dalam Negeri agar memerintahkan Kepala Kepolisian Suriah Wilayah Timur bekerja sama dengan Komando Militer Deir Ezzor agar mengevakuasi TKI tersebut dengan menggunakan helikopter ke wilayah aman di Kota Hasakah.
"Setelah diinapkan selama kurang lebih satu minggu di sebuah hotel di Hasakah, TKI Casih bt Waan diterbangkan ke Damaskus dengan menggunakan penerbangan swasta Suriah, Cham Wings Air. TKI Casih bt Waan telah berada di shelter KBRI Damaskus sejak tanggal 14 Januari 2016. Setelah urusan administratif keimigrasiannya selesai, maka yang bersangkutan akan segera direpatriasi ke Indonesia," terang Makhya.
Perlindungan TKI di wilayah konflik dapat terlaksana berkat hubungan yang terjalin baik dan terus dibina antara KBRI Damaskus dengan Kementerian terkait di Suriah. Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Suriah dalam penyelamatan TKI Casih bt Waan patut dihargai mengingat dalam kondisi sulit dan terkepung, militer Suriah masih bersedia menyelamatkan seorang TKI atas dasar kemanusiaan.
"Pemerintah Suriah sangat menghargai posisi Pemerintah Indonesia yang tidak berpihak dalam konflik yang terjadi di Suriah dan tetap membuka Kedutaan Besarnya di Damaskus dengan dipimpin oleh seorang Duta Besar," ujar Makhya. (dra/dra)