"Jangan (Wantim) jadi lembaga superpower. Agar tidak tersandera satu kubu atau pihak. Jangan terkungkung pemikiran fasis. Perpecahan Golkar itu kan karena pimpinannya selama lima tahun kurang aspiratif," kata Wasekjen Golkar kubu Agung, Dave Laksono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016).
Jika kewenangan Wantim tidak dibatasi, dikhawatirkan posisi ketum nantinya juga di bawah kendali Wantim. Golkar juga harus memikirkan persepsi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, kubu Agung tidak mempermasalahkan siapa yang mengisi kursi Wantim. Termasuk bila Ical yang duduk di kursi tersebut.
"Tidak masalah beliau (Ical) jadi wantim atau apa," ujar Dave.
Penguatan Wantim Golkar membutuhkan revisi AD/ART di Munas atau Munaslub. Ical pun memastikan ada revisi itu.
Dia pun menyerahkan penunjukan posisi Wantim ke pengurus berikutnya. Biasanya, mantan ketum memang ditempatkan sebagai Wantim.
"Biasanya begitu. Tapi tidak tahu ya. Terserah pengurus yang baru," kata Ical usai Rapimnas Golkar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Sabtu (23/1/2016). (imk/fdn)











































