Para pengungsi banyak yang mengumpulkan modal dari menjual harta benda termasuk rumah di daerah asal demi memulai kehidupan baru di Kalimantan. Saat kembali ke Jawa, mereka sudah tidak memiliki apapun sehingga butuh uluran tangan dari kerabat dan pemerintah daerah.
Ganjar mengatakan pihaknya bersedia untuk memberikan pembinaan. Namun disarankan mereka lebih baik untuk kembali dahulu dengan keluarga masing-masing untuk berembug.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada yang kembali ingin bekerja setelah kembali ke kampung halaman, bisa menyampaikan ke pemerintah daerah masing-masing. Nantinya akan diukur apa kemampuan dan keinginan mereka.
"Kita sampaikan ke keluarga mereka ingin kerja lagi. Kita bisa bantu, kita koordinasi dengan Pemkab, kita ukur kemampuan mereka mau berdagang? kasih modal usaha. Atau dia mau bertani sebagai penggarap?" tegasnya.
![]() |
Selain itu Gubernur Ganjar juga sudah berkoordinasi dengan Mensos, Khofifah Indar Parawansa tentang usulan transmigrasi bagi eks Gafatar. Namun hal itu perlu di-assessment dan dipastikan apa tujuan mereka yang masih ingin kembali.
"Bu Menteri Sosial sudah bicara dengan saya untuk mentransmigrasikan, maka kita assessment dulu, apa yang sebenarnya diinginkan, apa yang sebenarnya terjadi, apa sebenarnya yang dimaui ke depan. Tentu saja tidak dalam satu kelompok seperti ini," tegasnya.
Diketahui menurut manifest ada 359 eks Gafatar yang dibawa KRI Teluk Gilimanuk ke Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Mereka saat ini dibawa untuk ditampung di wisma haji Donohudan Boyolali. Dari jumlah tersebut 57 jiwa berasal dari Jawa Tengah, 2 orang dari Bandung, dan sisanya yaitu 110 kepala keluarga atau 300 orang berasal dari Yogyakarta.
"Untuk anak-anak yang masih sekolah, dilanjut sekolahnya, SD kan gratis," imbuhnya. (alg/trw)