Gubernur Ganjar soal Kepulangan Eks Gafatar: Perlu Diwaspadai, akan Kita Bina

Gubernur Ganjar soal Kepulangan Eks Gafatar: Perlu Diwaspadai, akan Kita Bina

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Senin, 25 Jan 2016 17:17 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melepas pengungsi eks Gafatar dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Donohudan, Boyolali lewat jalur darat. Sebelum diberangkatkan, Ganjar sempat berdialog dengan beberapa pengungsi dan semuanya kompak menjawab mereka hanya bermaksud bercocok tanam. Ganjar menyimpulkan, ada yang sudah terkena doktrin terlihat dari cara bicaranya.

"Ada anak lulusan SMA itu dia kelihatan tahu betul. Kalau saya melihat cara dia ngomong, apa yang jadi doktrin sudah masuk. Saya tanya kamu agamanya apa? Islam, dulu salat? Salat, sekarang? Enggak, kenapa tidak salat? Saya tidak paham soal itu, kamu sekolah dapat pendidikan agama? Dapat. Tidak mungkin orang berpendidikan sejak SD, SMP, sampai SMA tidak paham, ya tidak mungkin. Dengan pilihan itu, saya mengkonfirmasi ajaran-ajaran itu terjadi walau semua tidak mengakui, mereka mengakuinya bahwa mereka diajari bertani," terang Ganjar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (25/1/2016).

Menurut Ganjar, Gafatar mencari celah orang-orang yang ingin mencari kehidupan baru sehingga mudah untuk dipengaruhi. Diharapkan pihak-pihak  berwenang bisa mendalami dan membongkar apa yang terjadi terhadap Gafatar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahwa mereka rata-rata pergi karena untuk mencari kehidupan baru mungkin, inilah suatu objek dimana orang bisa diajak dan dipengaruhi," tandasnya.

Foto: Angling AP/detikcom

Usai berbincang dengan para eks Gafatar, Ganjar dan Komandan pangkalan TNI AL Semarang, Kolonel Laut (P) Elka Setiawan melepas rombongan yang diangkut 10 bus yang menuju wisma Haji Donohudan, Boyolali dengan pengawalan polisi. Ganjar menegaskan banyak dari mereka yang keluarganya sudah siap menerima kembali.

"Kalau keluarga siap kita serahkan. Kalau Pemda sudah siap lebih baik juga. Saya harap masing-masing Pemda kalau bisa menerima itu dengan cepat, maka  jauh lebih baik, kita akan terbantu. Karena kalau konsentrasi makin banyak makin tidak akurat," kata Ganjar.

"Ini bukan radikal, tapi perlu diwaspadai. Kita bina, kalau tidak sesuai NKRI lebih baik secara dini tidak diizinkan," imbuhnya saat ditanya langkah antisipasi. (alg/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads