"Ada anak lulusan SMA itu dia kelihatan tahu betul. Kalau saya melihat cara dia ngomong, apa yang jadi doktrin sudah masuk. Saya tanya kamu agamanya apa? Islam, dulu salat? Salat, sekarang? Enggak, kenapa tidak salat? Saya tidak paham soal itu, kamu sekolah dapat pendidikan agama? Dapat. Tidak mungkin orang berpendidikan sejak SD, SMP, sampai SMA tidak paham, ya tidak mungkin. Dengan pilihan itu, saya mengkonfirmasi ajaran-ajaran itu terjadi walau semua tidak mengakui, mereka mengakuinya bahwa mereka diajari bertani," terang Ganjar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (25/1/2016).
Menurut Ganjar, Gafatar mencari celah orang-orang yang ingin mencari kehidupan baru sehingga mudah untuk dipengaruhi. Diharapkan pihak-pihak berwenang bisa mendalami dan membongkar apa yang terjadi terhadap Gafatar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Usai berbincang dengan para eks Gafatar, Ganjar dan Komandan pangkalan TNI AL Semarang, Kolonel Laut (P) Elka Setiawan melepas rombongan yang diangkut 10 bus yang menuju wisma Haji Donohudan, Boyolali dengan pengawalan polisi. Ganjar menegaskan banyak dari mereka yang keluarganya sudah siap menerima kembali.
"Kalau keluarga siap kita serahkan. Kalau Pemda sudah siap lebih baik juga. Saya harap masing-masing Pemda kalau bisa menerima itu dengan cepat, maka jauh lebih baik, kita akan terbantu. Karena kalau konsentrasi makin banyak makin tidak akurat," kata Ganjar.
"Ini bukan radikal, tapi perlu diwaspadai. Kita bina, kalau tidak sesuai NKRI lebih baik secara dini tidak diizinkan," imbuhnya saat ditanya langkah antisipasi. (alg/trw)