Pengakuan Eks Gafatar kepada Gubernur Ganjar Sebelum Dipulangkan

Pengakuan Eks Gafatar kepada Gubernur Ganjar Sebelum Dipulangkan

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Senin, 25 Jan 2016 16:32 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melepas pengungsi eks Gafatar dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Donohudan, Boyolali lewat jalur darat. Sebelum diberangkatkan, Ganjar sempat berdialog dengan beberapa pengungsi dan semuanya kompak menjawab mereka hanya bermaksud bercocok tanam.

Saat tiba di terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Ganjar langsung bertanya kepada seorang ibu bernama Rina (41) yang sedang bersama tiga anaknya. Kepada Ganjar, Rina mengaku suaminya sampai menjual rumah di Bantul untuk modal berangkat ke Kalimantan.

"Rumah dijual Rp 200 juta , buat beli lahan sama kontrak. Baru satu bulan di sana, diajak suami," kata Rina saat ditanya Ganjar. Senin (25/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditanya Ganjar apa yang akan dilakukan setelah pulang ke kampung halaman sementara rumahnya sudah dijual, Rina mengaku bingung dan mungkin sementara akan tinggal di rumah ibunya di Yogyakarta.

"Kalau pinginnya sih hidup tenang," ujarnya.

Foto: Angling AP/detikcom

Ganjar kemudian berbincang dengan pengungsi lain, kali ini dengan remaja lulusan SMA bernama Udji Ardianto (18). Ia mengaku hanya ikut ayahnya untuk menggarap lahan seluas 4,2 hektar atas nama Rauf. Ia tinggal selama 4 bulan di Kalimantan untuk bercocok tanam.

"Menggarap lahan di sana, punya pak Rauf, hasilnya untuk sama-sama," tandas Udji.

Selain tujuan di Kalimantan, Gubernur Ganjar juga sempat menanyakan soal ibadah yang dilakukan. Mayoritas mengaku beragama Islam namun tidak menjalankan salat, bahkan Udji juga mengatakan tidak ada yang salat di sana.

"Ya, tidak ada yang salat. Sebelumnya salat," ujar Udji.

Foto: Angling AP/detikcom

Saat ditanya terpisah, Udji mengaku ikut ayahnya ke Kalimantan yang memang dulu pernah bergabung dengan Gafatar sebelum dibubarkan tahun 2014. Kemudian tahun 2015 lalu ayah Udji, Subur menerima tawaran bertani di Mempawah, mereka pun menjual rumah di Jakarta untuk modal.

"Jual rumah di Jakarta untuk bertani di sana (Kalimantan). Di sana diberi fasilitas 2 kontrakan, sudah sempat panen jagung, padi juga mulai mengembang. Saya ikut ayah saya, ayah yang dulu ikut Gafatar," ujarnya.

Udji menyayangkan pemulangan yang dilakukan karena menurutnya mereka hanya bertani dan tidak melakukan hal mengganggu atau ibadah yang meresahkan. Lagipula menurutnya Gafatar yangย  diributkan sudah bubar 2014 lalu.

"Salah apa, sih? Cuma ingin bertani kok diusir," tegasnya. Beberapa orang yang ditanya Ganjar memberi jawaban yang tidak jauh berbeda. Mereka memang ada yang tidak tahu tentang Gafatar dan hanya berniat bertani. ย 

(alg/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads