Banjir Bandang Sapu Dua Desa di Buleleng Bali, 21 Rumah Rata dengan Tanah

Banjir Bandang Sapu Dua Desa di Buleleng Bali, 21 Rumah Rata dengan Tanah

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 25 Jan 2016 15:45 WIB
Foto: Dok. Sutopo Purwo Nugroho/BNPB
Buleleng - Hujan deras yang terus mengguyur sejak Sabtu (23/1) menyebabkan banjir bandang menerjang wilayah Kabupaten Buleleng, Bali. Akibatnya puluhan rumah rata dengan tanah.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, banjir terjadi pada Minggu (24/1) sekitar pukul 16.00 WITA. Dua desa di Buleleng yang terkena terjangan banjir adalah Desa Musi dan Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak.

"Banjir terjadi dengan cepat meluncur membawa material bayu, kayu gelondongan, dan air bercampur lumpur. Tinggi banjir mencapai 1,2 meter," ujar Sutopo dalam keterangannya, Senin (25/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Dok. Sutopo/BNPB
Di Desa Musi, dijelaskan Sutopo, ada 56 rumah yang rusak. Rinciannya adalah 36 rumah terdampak dan 8 rumah rata dengan tanah. Sementara di Desa Penyabangan, ada 13 rumah rata dengan tanah dan 36 rumah lain mengalami kerusakan.

"Tiga bangunan fasilitas umum mengalami kerusakan. Banjir bendang juga menghanyutkan sepeda motor, ternak dan merusak kebun masyarakat," kata Sutopo.


Foto: Dok. Sutopo/BNPB


"BPBD Buleleng, BPBD Provinsi Bali, TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Saat ini banjir telah surut. Perlu alat berat guna membersihkan material dan lumpur," lanjutnya.

Beruntung tak ada korban jiwa akibat peristiwa ini. Meski begitu, sebanyak 36 KK mengungsi usai banjir bandang menerjang.

"Posisi kedua desa tersebut berada di bawah lereng perbukitan. Diindikasikan bahwa sebelumnya terbentuk bendungan alami di perbukitan akibat longsor dan saluran tertutup oleh kayu-kayu pohon," jelas Sutopo.

Foto: Dok. Sutopo/BNPB
Bendungan alam itu, menurut Sutopo, akhirnya tidak mampu menampung aliran permukaan dari air hujan. Hingga akhirnya jebol dan menghantam permukiman warga. Sutopo pun meminta agar masyarakat yang tinggal di bawah perbukitan untuk selalu waspada.

"Kenali tanda-tanda potensi banjir bandang, seperti di hulu hujan deras tetapi debit sungai atau aliran di bawah tetap kecil, aliran tetap jernih airnya. Lakukan pengecekan di alur sungai atau lembah apakah ada pembendungan atau tidak. Jika ada, segera dibongkar," pesan Sutopo mengakhiri. (elz/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads