Cerita dari Pasir Putih Nusakambangan, Merangkul Napi Terorisme dengan Persaudaraan

Cerita dari Pasir Putih Nusakambangan, Merangkul Napi Terorisme dengan Persaudaraan

Salmah Muslimah - detikNews
Sabtu, 23 Jan 2016 10:57 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Narapidana terorisme kerap dikenal di lembaga pemasyarakatan sebagai napi eksklusif. Mereka hanya kumpul dengan yang satu kelompok, bahkan untuk salat. Tidak terkecuali di Lapas Pasir Putih Nusakambangan.

Namun sudah lebih dari satu tahun ini, narapidana kasus terorisme bisa berbaur dengan narapidana yang lainnya. Kalapas Pasir Putih Hendra merangkul mereka dengan semangat persaudaraan sebagai sesama muslim.

"Di Lapas Pasir Putih ini ada blok barat dan blok timur untuk napi terorisme," jela Hendra, Sabtu (23/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Napi di blok barat dikenal sebagai napi ideolog, mereka pernah menjalani pelatihan di Filipina Selatan dan juga Poso. Mereka ahli strategi dan ahli perang.

"Dulu mungkin mereka tidak mau makan nasi dari Lapas, salat sendiri dengan kelompoknya. Tapi kalau sekarang tidak ada lagi, semua sudah berbaur," urai dia. Abu Bakar Baasyir dulu di Lapas Pasir Putih, namun kemudian dipindahkan ke Lapas Batu.

Hendra yang sudah dua tahun di Lapas Pasir Putih ini mengungkapkan, dia mendatangi narapidana kasus terorisme. Dia sampaikan sebagai muslim, adalah saudara.

"Saya anggap keluarga semua, dan saya adalah pelayan mereka, selama tidak menabrak aturan dan UU. Kalau mereka sakit saya antar ke dokter, saya urus semuanya," terang dia.

Hendra menuturkan, para napi terorisme ini akhirnya mau menerima. Mereka bisa berbaur dengan semua napi yang lain, dan salat di masjid Lapas.

"Saya sampaikan juga, silakan mereka menganggap saya thagut, tetapi saya tegaskan saya akan melayani mereka. Saya fasilitasi sesuai UU," ungkap Hendra yang mengaku pernah didatangi seorang napi dan diungkap nama anak istri, tempat sekolah anak, dan juga tempat kerja istrinya.

Hendra dengan niat baik bisa membuat napi terorisme itu mengerti. "Bukan hanya napi terorisme, semua napi di sini. Ada kasus narkoba, ada yang hukuman mati, semua sama," tegas dia. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads