"Tidak (putusan bangun lapas khusus teroris). Jadi seperti yang saya katakan, kita tidak akan membuat seperti Guantanamo. Guantanamo saja justru tidak menghentikan masalah, malah memperbesar konsentrasi (jaringan)," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (22/1/2016).
"Tidak (disatukan). Itu justru malah berbahaya. Pengalaman di Guantanamo, itu lebih berbahaya," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak ada (paparan soal lapas teroris)," ucapnya.
Sebelumnya, Menkum HAM Yasonna mengatakan ada wacana pembangunan lapas khusus teroris namun napinya akan dipindah-pindah. Pola penahanan ini disebut Yasonna hampir sama dengan pola yang diterapkan pada tahanan narkoba.
Yasonna juga mengatakan terdapat beberapa opsi dalam rencana pembangunan Lapas khusus ini. Salah satunya adalah dengan menempatkan para teroris di satu pulau khusus di mana pelaku teror paling berbahaya ditempatkan di sana.
"Tapi kalau menggabungkan di satu tempat ini juga bisa menjadi tempat yang dijadikan 'sekolah' bagi mereka. Nah, ada pikiran bahwa disebar di beberapa tempat tapi bloknya sangat khusus, dijaga dengan sangat khusus dengan super maksimum security, digabung di satu tempat dan tidak boleh digabung dengan napi lain kecuali yang simpatisan," ujar Yasonna di Istana Negara, Kamis (21/1). (mnb/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini