"Buat saya, ada yang bilang hoax, tidak masalah. Biar tidak ragu, silakan berkunjung ke sana," ujar guru elektronika SMK Rekayasa Denpasar I Made Merta ketika dihubungi detikcom, Jumat (22/1/2016).
Merta sendiri adalah guru elektronika Tawan yang mengajar sejak kelas 1-3 di sekolah itu. Merta mengatakan nilai Tawan di sekolah memang tidak terlalu bagus. Namun, Merta sempat mengunjungi Tawan dan melihat alat yang digunakan Tawan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan dari segi elektroniknya, berupa sensor electroencephalographi (EEG), Merta menegaskan bukan Tawan yang membuatnya, melainkan membelinya. Namun, Tawan memiliki kemampuan menghubungkan sensor itu dengan sistem mekanik dan kemampuan menggerakkannya.
"Saya teliti sekali kaitan rangkaiannya itu, mencoba mengerti apakah kabel-kabelnya betul-betul menyambung ke sana. Kapan-kapan mau ke sana lagi. Memang waktu dia mencoba menggerakkan ototnya itu, dia konsentrasi dulu, setelah konsentrasi beberapa saat, mau respons robotnya," jelas dia.
"Harapan saya sih mudah-mudahan dengan dia sekarang terkenal, kedatangan jurnalis tak merupakan gangguan. Mudah-mudahan ini motivasi buat Tawan untuk bisa memotivasi berkarya lebih bagus daripada yang ada sekarang," harap Merta.
Perwakilan SMK Rekayasa Denpasar sudah mengunjungi Tawan pada Sabtu (16/1/2015) lalu. Merta mengakui kondisi fisik dan ekonomi membuat dirinya tersentuh, namun pelajaran yang bisa diambil, semangat Tawan tetap menyala, melampaui kondisi fisik dan ekonominya.
"Kondisi ekonomi, fisik membuat saya terenyuh tapi semangatnya membuat kita sendiri bisa termotivasi. Kami harap apa yang dikerjakan Tawan bisa bermanfaat," tutur Merta.
Halaman 2 dari 1











































