Menurut gambar yang diperoleh detikcom, Jumat (22/1/2016) ada seorang pria bernama Ju Bun menulis jabatan sebagai Staf Khusus Presiden pada tanda pengenalnya. Di foto tersebut, tampak pria berambut pendek dengan baju berlogo Garuda Pancasila di dada kanan dan bendera Merah Putih di lengan kanan, serta gambar empat bintang di dada kiri.
"Staf Khusus Presiden hanya ada 4. Saya, Sukardi Rinakit, Lenis Kogoya, dan Johan Budi SP," kata Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana saat dikonfirmasi.
![]() |
Tidak hanya itu, beberapa bulan lalu juga ada kartu nama yang mencatut jabatan Staf Khusus Presiden juga. Ari khawatir jika pencatutan ini disalahgunakan untuk penipuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai pencatutan, Seskab Pramono Anung sebelumnya menyampaikan pula bahwa Presiden Jokowi ingin pemerintahan bebas KKN. Bahkan keluarga Jokowi sekali pun tak bisa mengatasnamakan Presiden.
"Itu untuk membangun sebuah tradisi baru, dalam sistem pemerintahan yang terbuka tak ada lagi orang yang bisa mengatasnamakan Presiden termasuk keluarga Presiden sendiri," kata Pramono di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, kemarin (21/1).
![]() |
Sementara itu Jokowi di awal tahun ini memerintahkan untuk mempercepat proses tender semua proyek pembangunan. Kasus pencatutan nama diharapkan tidak terjadi di tengah-tengah proses tender ini.
Presiden Jokowi sendiri telah menegaskan lewat akun twitter @Jokowi, kemarin. Dia meminta semua pihak untuk mengabaikan siapa pun yang mencatut nama Presiden.
"Siapapun catut nama saya (keluarga/relawan/pejabat/lainnya), minta jabatan/proyek abaikan saja. Pemerintahan bersih harus dipraktikkan-Jkw," tulis Jokowi.
(bag/jor)