"Semoga bisa sembuh, ndak usah pakai tangan robot lagi," kata Sudiartini saat ditemui detikcom di kediamannya, Kamis (21/1/2016).
Tawan punya anak tiga. Putra pertamanya berumur 11 tahun, anak keduanya berusia enam tahun dan si bungsu 4 tahun. Mereka tinggal di rumah sederhana yang berfungsi juga sekaligus sebagai bengkel las dan gudang penampungan barang bekas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum pakai tangan robot itu kan ndak punya uang. Sekarang bisa bekerja buat beli beras dan untuk anaknya skeolah," terangnya.
Keluarga Tawan tidur di kursi dan kardus (Putri Akmal) |
Ketut Becol (40) salah satu tetangga Tawan bercerita tentang keseharian pria bertubuh kurus tersebut. Becol yang telah bertetangga sejak 15 tahun lalu di Nyuhtebel, Karangasem itu menceritakan Tawan memiliki karakter jujur, pekerja keras dan ulet.
Meski secara pendidikan formal Tawan tak mengenyam hingga tingkat perguruan tinggi, Becol menilai pria paruh baya itu memiliki keahlian khusus di bidang elektronika yang patut diacungi jempol.
"Orangnya jujur, ulet sekali. Dari segi formal pendidikan teknisi tidak banyak ia dapat dari bangku sekolah. Tapi dari pengalaman sehari hari dia bagus untuk aplikasi di lapangan," kata Becol di bengkel Tawan.
Becol bercerita, sempat terkejut saat mengetahui tangan Tawan mendadak lumpuh. Sebagai kawan baik, Becol juga sempat menyarankan pada pria pengagum robot tersebut untuk berobat secara medis dan alternatif. Meski saran kesehatan darinya diikuti oleh Tawan, tampaknya kesehatan Tawan belum sembuh.
"Saya kaget dia tiba-tiba keplek (lumpuh) sekitar 5 atau 6 bulan lalu. Saya saranin dia untuk ke desa tetangga supaya berobat ke pak mangku, pengobatan alternatif gitu. Sempat ke sana dia 2 bulan berobat tapi sepertinya belum sembuh," katanya.
Tawan saat melepas lengan robot (Putri Akmal) |
Ketut Becol sering menggunakan jasa servis dan pembuatan alat elektronik sederhana di bengkel milik Tawan. Lokasi bengkel sederhana berukuran 250 meter persegi yang terletak di pinggir Jalan Gusti Ngurah Kenganan itu sering sekali didatangi pelanggan. Pernah suatu waktu Becol melewati ruas jalan di depan bengkel milik Tawan saat dini hari. Ia sempat terheran lantaran bunyi dengungan mesin, lampu kerja hingga mesin las masih terdengar keras berdengung.
"Sering lewat bengkel jam 24.00 malam gitu, lampunya masih nyala, masih bunyi mesin. Artinya dia masih bekerja, ulet dan telaten sekali dia. Secara ekonomi, Tawan dikenal sederhana sekali. Karena penghasilannya selalu dia pakai untuk kembali usaha lagi. Pribadi sederhana yang sangat memperhatikan keluarga," imbuhnya.
Meski berkawan akrab, Becol tak menyangka alat yang Tawan pakai itu ialah bagian dari mesin robot. Lantaran menurutnya rangkaian besi rongsokan canggih yang tertumpu di lengan dan punggungnya tersebut adalah sebuah alat penopang biasa.
"Saya pikir itu hanya alat untuk menopang tangannya yang lumpuh. Baru tahu setelah heboh di media sosial, ternyata itu tangan robot-robotan. Salut saya, dia pantang menyerah," jelasnya. (mad/mad)












































Keluarga Tawan tidur di kursi dan kardus (Putri Akmal)
Tawan saat melepas lengan robot (Putri Akmal)