detikcom mengunjungi kembali Tawan di bengkel sekaligus rumahnya Desa Nyuhtebel, Karangasem, Bali, Kamis (21/1/2016). Tawan dan keluarganya hidup di atas tanah kontrakan tanpa bangunan permanen. Di atas tanah seluas 200 meter persegi itu Tawan, istrinya Ni Nengah Sudartini serta 3 anak laki-lakinya tinggal.
|  Tumpukan botol-botol bekas hasil memulung Tawan (Putri Akmal/detikcom) | 
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
|  Tumpukan rongsokan alat elektronik (Putri Akmal/detikcom) | 
Di sisi yang menempel tembok tetangganya, ada bagian yang difungsikan sebagai tempat tidur, meski sama sekali tak tampak sebagai tempat tidur. Ruangan itu disekat triplek bekas beratapkan seng dan bambu, kemudian terlihat ketiga putra Tawan itu tidur. Dua putranya tidur beralas kardus di atas tanah dengan masing-masing satu bantal yang sudah kucel, sedangkan seorang putranya tidur di bekas kursi mobil yang joknya sudah sobek dan menyembul busa-busanya. Mereka terlihat nyenyak tertidur di antara barang-barang elektronik bekas seperti TV, sound system dan serakan barang-barang lainnya.
|  Ketiga anak Tawan tidur di atas bekas kursi mobil dan kardus (Putri Akmal/detikcom) | 
Biaya mengontrak tanah seluas 200 meter persegi itu adalah Rp18 juta untuk 5 tahun. Tahun ini, adalah tahun terakhir Tawan menempati tanah itu.
Siang ini, Tawan dengan santai dan terbuka menerima siapa saja tamu yang datang. Selain detikcom, ada mahasiswa D3 UGM yang bertandang.
|  Dikerubungi mahasiswi D3 UGM (Putri Akmal/detikcom) | 
Tawan ditemani istrinya Ni Nengah Sudiartini, sedangkan anak-anaknya terlelap tidur.
|  Istri Tawan, Ni Nengah Sudiartini (Putri Akmal/detikcom) | 
                Halaman 2 dari 1            
        







































.webp)













 
     
  
  
  
  
  
  
 