Duit Suap Dewie Limpo Dibawa dari Makassar dengan Plastik Hitam Dilakban

Duit Suap Dewie Limpo Dibawa dari Makassar dengan Plastik Hitam Dilakban

Ferdinan - detikNews
Kamis, 21 Jan 2016 15:03 WIB
Dewie Yasin Limpo (Foto: Hasan Al Habshy/detikFoto)
Jakarta - Jemmie Dephiyanto Pathibang, mengaku diminta bos PT Abdi Bumi Cenderawasih, Setiady Jusuf untuk membawa uang duit suap untuk Dewie Yasin Limpo dari Makassar ke Jakarta. Duit sebesar SGD 177.700 ini dimaksudkan untuk mempermulus alokasi anggaran proyek pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai, Papua.

"Setiady minta tolong diantarkan duitnya yang ada di rumahnya. Saya yang bawa duit dari Makassar ke Jakarta. Awalnya tidak tahu (jumlah uang) karena duit dikemas dalam plastik hitam dilakban," ujar Jemmie bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Kepala Dinas ESDM Deiyai, Papua, Irenius Adii dan pemilik PT Abdi Bumi Cenderawasih Setiady Jusuf di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jl Bungur Besar, Jakpus, Kamis (21/1/2016).

Jemmie yang sudah berkawan lama dengan Setiady ini menyebut duit tersebut sudah disiapkan ipar Setiady saat dirinya datang ke rumah Setiady di Makassar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang kasih di Makassar dari iparnya Setiady. Kehadiran saya di rumah Setiady mungkin sudah diketahui ipar Setiady, makanya saya datang langsung dikasih," imbuhnya.

Saat berada di Jakarta, Jemmie tak melihat langsung penyerahan duit yang dibawa tersebut ke Rinelda Bandaso alias Ine, asisten pribadi Dewie Limpo  pada 20 Oktober 2015 di Resto Baji Pamai Mal Kelapa Gading Jakut.

"Saya enggak lihat uang diserahkan. Saya duduk di belakang," kata Jemmy.

Keterangan Jemmie soal penyerahan uang ini ditanyakan ulang dalam persidangan. Namun Jemmy memastikan tidak melihatnya.

"Saya enggak tahu, saya cuma menemani jalan-jalan di Mal Kelapa Gading," sebutnya.

Sementara itu Rinelda Bandaso alias Ine yang juga dihadirkan dalam persidangan menyebut kesepakatan pembicaraan fee sebesar 7 persen dilakukan di Restoran Bebek Tepi Sawah Mal Pondok Indah pada 18 Oktober 2015.

"Bu Dewie bilang siap dibantu tapi siapkan dana pengawalannya. Awalnya 10 persen setelah ditawar (menjadi) 7 persen," kata Ine.

Jumlah dana pengawalan untuk proyek pembangkit listrik di Deiyai yang harus disiapkan menurut Ine mencapai Rp 1,7 miliar dari anggaran proyek yang dimasukkan dalam alokasi dana aspirasi dalam APBN 2016 sebesar Rp 50 miliar.

Duit fee ini kemudian diberikan dari kocek Setiady dengan syarat perusahaannya dijamin menjadi pelaksana proyek di Deiyai. Duit diserahkan dalam bentuk dollar Singapura sebesar SGD 177.700.

"Fee dari Pak Setiady sudah saya ambil Rp 1,7 miliar," ujar Ine. (fdn/hri)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads