"Iya akan segera dipulangkan lewat Semarang. Dijemputnya nanti, kami akan rapat terlebih dahulu. Dengan berbagai instansi terkait, bagiama teknis menjemputnya. Bagaimana masa depannya seperti apa. Nanti akan kami rapatkan dengan aparat terkait," kata Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Banyumas Setyo Rahendra, kepada wartawan, Kamis (21/1/2016).
Menurut dia, dari informasi yang didapat, ada 17 orang asal Banyumas yang saat ini berada di pengungsian di Kalimantan Barat dan akan segera dipulangkan ke Banyumas. Namun hingga kini belum ada kepastian jumlah orang yang akan dipulangkan. Pihaknya hanya mengetahui pemerintah akan memulangkan anggota Gafatar ke Jawa melalui pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dengan menggunakan kapal perang milik TNI Angkatan Laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari informasi yang didapat, warga Banyumas yang akan dipulangkan adalah Sugianto (42) warga Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas beserta keluarganya yang terdiri Marfungah (39) istri, dan Anisa Nabila (15), Al Fatih Akhmaludin (12), Jauzia Aufa Ramadani (9), Jasmin Rayhanah (5) dan Kenzi (2,5 tahun).
Sementara, keluarga Marfungah di Desa Dawuhan, Banyumas, mengatakan pihaknya siap menerima adiknya dan keluarganya kembali ke Banyumas. Meskipun sempat khawatir melihat pemberitaan kepada anggota Gafatar di Kalimantan, namun saat ini dirinya sangat tenang. Dia juga tidak menyangka keluarga Marfungah ada di Kalimantan.
"Ya baru tahu kalau informasinya kalau Marfungah dan keluarganya sudah mau dipulangkan ke Banyumas, katanya ke Sulawesi, tapi kok ada di Kalimantan?" kata Latifah, kakak kandung Marfungah, Kamis (21/12016).
Menurut dia, sebelum pergi, Marfungah dan keluarganya, sempat berpamitan kepada tetangga dan orang tua untuk menuju ke Sulawesi untuk pindah tugas sebagai PNS. Makanya tidak ada satupun dari anggota keluarga dan tetangga yag curiga. Tapi setelah ramai pemberitaan mengenai kelompok Gafatar, semua orang sekarang sudah tahu.
"Setelah tahu, ibu juga sangat khawatir, yang ditanya selalu gimana cucu-cucunya, ibu sangat berharap mereka bisa pulang dengan selamat. Bahkan saking khawatirnya ibu sempat meminta saya untuk mentransfer uang untuk Marfungah," ujarnya.
Hal tersebut juga diungkapkan Mislam, kakak ipar Marfungah, yang berharap keluarganya tersebut dapat berkumpul kembali dan menjalani aktivitas normal seperti biasa.
"Kalau sudah bakar-bakaran gitukan jatuhnya kita yang khawatir, sampe sekarang belum ada yang kasih kabar. Tadinya pamitnya ke Sulawesi, bukan ke Kalimantan," jelas Mislam.
Sedangkan Menurut Masitoh, tetangga Marfungah mengatakan tetangga akan sangat senang menerima keluarga Marfungah, apalagi yang selama ini diharakan mereka bisa pulang.
"Seneng banget, keluarga seneng, tetangga pun seneng dan kita akan memerima karena yang diharapkan memang bisa pulang. Apalagi kita bisa dibilang tinggal sudah satu atap, pasti senang mereka kembali," ujarnya.
Marfungah merupakan seorang PNS di RSUD Banyumas dengan golongan 3B. Marfungah bekerja sebagai kasir di rumah sakit tersebut dan sudah bekerja selama 19 tahun. Pada tanggal 26 November 2015, dirinya sudah tidak masuk kerja, bahkan nomor teleponnya pun sulit dihubungi. (arb/trw)