Kapolsek Sambi, AKP Bambang Rusito, memaparkan peristiwa terjadi pada Rabu (20/1) siang usai para santri melakukan kegiatan kepanduan yang diikuti sekitar 50 santri. Usai kegiatan, sebanyak 10 santri mandi ke bendungan berjarak sekitar 100 meter sebelah selatan Ponpes.
Sampai di bendungan mereka turun untuk mandi bersama dengan cara bergandengan tangan. Namun karena arusnya deras sehabis hujan deras, pegangan tangan mereka terlepas. Sebanyak 5 orang langsung hanyut dan tenggelam ke dalam kedung bendungan yang memiliki kedalaman sekitar 4 meter. Semuanya siswa kelas 2 Tsanawiyah Ponpes Miftahul Huda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah korban semanjutnya diantarkan ke keluarga masing-masing. Kelimanya adalah Muh Reza (14) warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo; Abdul Rofiq (14) warga Gumukrejo, Kedunglengkong, Simo, Boyolali; Muh Khairullah (14) warga Grenjeng, Trosobo, Sambi; Nafidurrahman (14) warga Weru, Nguter, Sukoharjo dan Musaq Syaifudin (14) warga Paseban, Bayat, Klaten.
Pengasuh Ponpes Miftahul Huda, Nashiruddin, mengatakan dalam usai kegiatan pramuka, 10 santri hendak kembali ke Pondok dan melewati sungai. "Biasanya pulang lewat jembatan namun 10 santri itu lewat bawah atau sungai untuk mandi. Diduga terpeleset, sehingga ke-10 santri itu jatuh, 5 diantaranya tenggelam," papar Nashiruddin saat dihubungi wartawan.
Pada hari yang sama di Boyolali, seorang pelajar dilaporkan hanyut di sungai Braholo, Dukuh Kedokan, Desa Klego, Kecamatan Klego, Boyolali. Korban bernama Putri (13) warga Dukuh Tegalsari, Desa Pengkol, Kecamatan Karanggede, Boyolali.
Kejadiannya sekitar pukul 13.30 WIB, saat korban bersama temannya, Fina dan Dita, pulang sekolah. Mereka menyeberangi sungai Braholo. Tiba-tiba dari arah selatan atau hulu datang arus deras, sehingga ketiga pelajar itu terbawa arus. Dita dan Fina berhasil selamat. Namun nahas bagi Putri yang terseret arus dan hingga berita ini dilaporkan belum berhasil ditemukan. (mbr/imk)