"Dari beberapa korban itu ada wawancara, pertama dengan saudara WN Kanada (Tahar Amer-Ouali) yang bertumpuk dengan korban pelaku. Dari hasil wawancara secara verbal, didapatkan bahwa dia memang ditembak oleh orang bertopi dari jarak 3-4 meter," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Anton Charliyan menceritakan pertemuan Kapolri dengan sejumlah korban kepada wartawan di Mabes Polri, Selasa (19/1/2016).
Saudara Tahar, Mourad Amer-Ouali bersyukur karena tembakan tersebut hanya mengenai bagian paha dalam sehingga nyawanya dapat diselamatkan. Walau saat itu dia pingsan, lagi-lagi Tuhan masih menghendakinya untuk hidup, karena beberapa saat setelah kejadian polsi datang memberikan pertolongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban kedua yang diajak berbincang adalah WN Aljazair. Saat terjadi ledakan, korban berada di dalam gerai kopi Starbucks langsung memutuskan untuk melompat keluar melalui jendela.
"Dalam keadaan terluka, ada orang yang menolong, dan diantarkan ke rumah sakit. Kami dari kepolisian berterima kasih kepada dewa penolong yang bersedia menolong WNA ini. Identitas 2 orang yang menolong ini masih kami selidiki," kata dia.
"Kemudian korban yang lain yaitu Pak Deny, yang pada saat kejadian lewat menggunakan mobil patroli ditembak pelaku hingga peluru menembus kaca mobil dan mengenai perutnya. Lagi-lagi Alhamdulillah bisa selamat," sambungnya.
Setelah dikroscek, salah satu polisi yang menjadi korban, yakni Aiptu Budiman, ternyata ditembak oleh pelaku M Ali dari jarak 30 meter. Namun kepada Kapolri, dia bersyukur dapat diselamatkan.
"Hanya saja dia bilang 'saya rela enggak apa-apa jadi korban, asal jangan rakyat yang jadi korban. Ini cobaan dan peringatan dari Yang Maha Kuasa'. Saya ikut terharu dengan pernyataan yang bersangkutan," kata Anton. (rni/fdn)











































