"Ya sudahlah kepada Pak Ical supaya melepaskan ego politik masing-masing, kita utamakan kepentingan yang lebih besar. Bapak Presiden sendiri ketika saya dipanggil, beliau sangat concern agar cepat selesai karena Golkar sebagai aset negara. Tapi diselesaikan dengan cara sendiri dan kami temukan cara terbaik," kata Agung Laksono kepada detikcom, Selasa (19/1/2016).
Agung mengatakan argumentasi hukum yang dipegang kubu Ical tidak relevan. Karena putusan hukum untuk penyelesaian konflik kepengurusan parpol adalah PTUN, bukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri. Gugatan ke PN kata Agung, ujungnya hanya ganti rugi, tidak bisa putusan pengesahan kepengurusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sudahlah jangan ada klaim-klaiman, saya juga tidak mengklaim," imbuh mantan ketua DPR itu.
Menurut Agung, putusan MPG membentuk tim transisi agar segera menggelar Munas selambatnya Maret, adalah jalan terbaik menyelamatkan Golkar. Para sesepuh Golkar yang duduk di tim transisi juga tak punya ambisi politik, selain menyelamatkan Golkar.
"Pak Habibie sebagai pelindung maupun Pak JK sebagai ketua dan tokoh-tokoh senior lain seperti Pak Ginanjar, Pak Emil Salim maupun Pak Abdul Latif, saya yakin mereka mendukung terhadap apa yang diputuskan MPG," terang Agung.
"Senior-senior itu saya haqqul (sangat -red) yakin mereka tak minat kuasai partai. Saya yakin mereka tidak mau jadi ketum partai," tegasnya.
Oleh karena itu, sekali lagi Agung berharap agar Ical legowo dan mau ikut dalam Munas yang dibentuk JK Cs untuk menentukan satu kepengurusan yang demokratis menerima kedua kubu.
"Jangan masuk ke suasana ketidakpastian, ini kami dorong sebab daerah juga sudah snow ball mendukung betul pelaksanaan Munas ini. Jangan sulitkan agenda politik baik di pusat atau daerah (dengan menolak Munas," tegas Agung.
(bal/tor)











































