Satpam Starbucks yang Masih Trauma dan Kuping Mendenging Akibat Ledakan

Teror Bom di Thamrin

Satpam Starbucks yang Masih Trauma dan Kuping Mendenging Akibat Ledakan

Farhan - detikNews
Selasa, 19 Jan 2016 15:35 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Aldi Taryansah, salah satu korban teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat yang dirawat di RS Abdi Waluyo sudah diperbolehkan pulang. Aldi yang bekerja sebagai satpam di Starbucks ini mengaku kondisinya belum fit 100 persen.

Remaja 17 tahun ini tiba di rumah kontrakannya di Cilebut Timur Rt 2/8 Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Senin (18/1/2016), sekitar pukul 16.00 WIB. Aldi memang tidak mengalami luka fisik. Nyaris tidak ada bekas luka di tubuhnya. Namun, Aldi dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan pada pendengarannya.

"Kalau luka enggak ada. Cuma kemarin telinga mendenging terus. Ledakannya kan kencang," kata Aldi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aldi baru bekerja selama 2 minggu sebagai sekuriti di Starbucks. Remaja yang putus sekolah saat masih duduk di kelas 1 SMK ini diterima di sebuah yayasan dan langsung dipekerjakan sebagai sekuriti Starbucks.

"Ini baru pertama kali kerja jadi satpam. Baru 2 minggu kerja. Eh sudah ada kejadian ini," ucapnya.

Aldi tampak masih mengalami trauma berat. Tidak banyak yang ia ceritakan terkait ledakan di tempatnya bekerja. Nada bicaranya terdengar masih berat. Bahkan, Aldi mengaku takut menjadi sasaran teroris jika fotonya disebar.

Saat kejadian itu, Dia terkapar di depan Starbucks. Dia juga melihat ledakan demi ledakan yang terjadi MH Thamrin pada 14 Januari silam.

"Pas kejadian, posisi saya di depan Starbucks, lagi jaga. Saya denger ledakan pertama, saya kira itu petasan," kata Aldi.

Menganggap itu hanya ledakan petasan, Aldi sempat tidak menghiraukan. Ia baru panik ketika kembali terdengar ledakan kedua dan ketiga.

"Setelah ledakan ketiga itu, saya baru denger suara tembakan. Semua orang panik, lari semua. Saya juga lari, enggak tahu saya lari kemana waktu itu. Pokoknya semua selamatkan diri masing-masing. Setelah itu. Saya ingat sudah di rumah sakit," ungkapnya.

Anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku tidak ada firasat apa-apa terkait ledakan yang hampir merenggut nyawanya tersebut. Ia mengaku tidak semangat bekerja hari itu.

"Ya pokoknya enggak semangat kerjanya. Saya sampai disuruh istirahat lebih awal, pukul 22.00 WIB disuruh istirahat, padahal biasanya pukul 24.00 WIB baru istirahat. Tapi saya tetep jaga," kata Aldi.

(rvk/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads