Business Meeting yang Berubah Mencekam Bagi Adi di Starbucks Thamrin

Teror Bom Thamrin

Business Meeting yang Berubah Mencekam Bagi Adi di Starbucks Thamrin

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 18 Jan 2016 18:45 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Sedikitnya ada 26 korban luka akibat teror Bom Thamrin pekan lalu. Salah satunya Adi Saputro yang mengalami luka bakar saat bom pertama meledak di Starbucks, Gedung Skyline.

"Waktu kejadian saya sedang business meeting di dalam Starbucks. Saya datang sekitar jam 09.00 WIB, kejadian sekitar jam 10.40 WIB," ujar Adi saat berbincang dengan detikcom, Senin (18/1/2015).

Warga Bekasi, Jawa Barat ini adalah korban ledakan pertama para pelaku teror. Saat kejadian, Adi mengaku berada tidak jauh dari lokasi bom yang meledak tak jauh dari toilet di dalam Starbucks.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak jauh, kalau dari saya sekitar 3-4 meter, tapi kehalang pemancang sama papan-papan. Malah tempat saya duduk dekat kasirnya," kata Adi.

Sekitar 22 orang mengikuti rapat bersama pria yang bekerja di perusahaan IT tersebut. Ada rekan dari satu kantor Adi, pihak klien, dan pihak ketiga. Mereka sedang membicarakan suatu project.

"Kita ada sekitar 22-an orang. Sebelumya saya nggak merhatiin pengunjung lain. Nggak lihat pelakunya juga, sebelum ada kejadian masih ada yang duduk-duduk di bagian depan. Itu ada yang terluka juga," kata Adi.

"Saya pikir awalnya ledakan gas LPG. Suara dentuman kenceng, keluar asap, bergetar kencang, kuping saya terus mendengung. Awalnya saya nggak sadar itu bom. Sadar itu bom setelah di RS," lanjut dia.

Adi sendiri mengalami luka bakar sedang akibat ledakan bom tersebut. Ia terluka di bagian kepala serta di lengan kanan. Pria berusia 33 tahun tersebut memarkir mobil di dekat lokasi bom bunuh diri terakhir. Beruntung ia sudah pergi sebelum bom diledakkan oleh 2 pelaku teror.

"Nggak pingsan, saya masih sadar. Habis ledakan saya lihat laptop saya sudah keluar api kayak pecah, asap di mana-mana. kaca-kaca pecah. Saya keluar lewat kaca yang pecah itu, yang ke arah Mal Sarinah," tutur Adi.

Setelah memastikan keadaan teman-temannya, Adi dan seorang klien kemudian memutuskan untuk ke RS MMC Kuningan bersama. Ia diantar oleh sopir yang menunggu di luar sehingga tidak ikut menjadi korban.

"Mobil saya diparkir di parkiran yang kosong itu. Tadinya di samping mobil putih, yang ada pelaku ngeledakin bom. Saya nggak lihat pelaku karena saat itu belum lari ke situ pelakunya," ucap Adi.

"Beberapa teman saya luka, beberapa ada yang dibawa ke rumah sakit juga tapi berpencaran. Saya bertiga sama klien dan sopir. Udah nggak kepikiran apa-apa, yang penting ke rumah sakit karena luka saya berasa sakit banget," imbuhnya.

Adi bersama korban lainnya dibawa ke RS MMC Kuningan namun kini sudah diizinkan pulang dan berobat jalan. Meski masih harus bed rest di rumah, ia mengaku tidak terlalu trauma akibat kejadian tersebut.

"Temen saya banyak yang trauma, tapi kalau saya nggak terlalu. Hanya syok karena ledakannya nggak jauh dari saya. Saya luka bakar pipi ke atas kepala, kata dokter level 1. Yang parah luka bakar di lengan kanan. Kata dokter 2 bulan baru sembuh. Belum aktivitas normal lagi, nunggu rekomendasi dokter dulu untuk masuk kerja lagi," tutup Adi. (elz/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads