2 Keluarga di Depok Menghilang Misterius, Diduga Ikut Gafatar

2 Keluarga di Depok Menghilang Misterius, Diduga Ikut Gafatar

Hendrik R, - detikNews
Senin, 18 Jan 2016 18:32 WIB
Foto: Hendrik R
Depok - Dua keluarga asal Beji, Kota Depok, Jabar menghilang, tanpa memberi penjelasan kepada keluarga besarnya. Mereka pergi lengkap dengan anak-anaknya sejak 19 November 2015 lalu.

Keluarga sudah pernah melapor kepada Polres Metro Jakarta Selatan pada Rabu, 25 November 2015 dan kepada Komnas Perlindugan Anak. Keluarga khawatir keluarga mereka terpengaruh Gafatar yang sebelumnya bernama Alqiadah.

Menurut Nuerlela (43), kedua adiknya tersebut M. Sholeh (39) dan M. Amar (37) mengikuti kelompok pengajian Alqiadah pimpinan Mosadek di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sejak 2004. Sholeh adalah sosok yang tertutup kepada keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya khawatir adik-adik saya ikutan ISIS. Kan, sekarang lagi rame itu seperti banyak di berita. Apalagi ada kejadian ngebom itu di Jakarta," ujar Nurlela di rumah almarhum orangtuanya di Tanah Baru, Beji, Kota Depok, Senin (19/1/2015).

M. Sholeh-lah, isterinya Santi (35), dan anak mareka Rosa (13), Annisa (10), Echa (9) yang awalnya ikut Alqiadah. Kemudian mengajak M. Amar (37) istri dan anaknya Ambarirni (32), Nur Fatimah Zahra (12) dan M. Rasyid Ali (9).

Namun, Ambarini walau sempat ikut suaminya ikut Alqiadah sajak tahun 2014-2005 tidak setuju pada aktivitas M. Amar mengikuti pengajian eksklusif itu yang mengafirkan orang di luar jamaah. Ambirini 2005 bercerai dengan M. Amar.

"Saya sudah lapor kehilangan kedua anak saya Fatimah dan Rasyid yang dipergi dengan ayahnya kepada Polsek Pasar Minggu kira-kira tanggal 25 November 2015. Tapi disuruh melaporkan ke kantor Polres Jakarta Selatan. Di Polres Jakarta dibilang nggak bisa diproses karena anak saya dibawa oleh bapaknya. Saya juga sudah lapor ke Komnas (perlidungan) Anak. Jawabannya sama," tutur Ambarini kepada wartawan di rumah orangtua M. Amar, Senin (18/1/2015).

M. Shaleh istri dan anaknya lebih awal menghilang tanpa berpamitan kepada keluarganya September 2015. Kemudian menyusul M. Amar alias Beni dengan dua anaknya ada November 2015. Tidak berpamitan kepada mantan istrinya, Ambarini.

Amar atau Beni, pada hari kepergiannya, Kamis (19/11/2015) menjemput anaknya di sekolah masing-masing, Nur Fatimah di SMPN di Ragunan, dan di SDN di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kepada guru, Amar beralasan jemput anaknya karena ada acara keluarga mendadak.

"Saya nggak dibilangin waktu Amar bawa anak kami. Kata guru, waktu jemput, Amar alasannya ada acara keluarga yang tiba-tiba," ujar Ambarini.

Sebut Ambarini, Kelompok Alqiadah mewajibkan pengikut jamaahnya memberikan infak menurut kemampuan masing-masing untuk biaya hijrah (pindah). Berinfak ke luar jamaah, haram. Hampir tiap hari ada pengkajian agama secara berpindah-pindah tempat seperti di rumah umat jamaah atau menyewa aula pertemuan.

"Dulu kami ikut pengajian di Pasar Minggu. Secara berpindah-pindah tempat. Kadang-kadang di rumah orang jamah, kadang-kadang di aula pertemuan yang sewa. Tertutup hanya untuk jamaah saja," sebut Ambar.

M. Amar berprofesi sebagai kru sinetron lepas di beberapa rumah produksi. Dari foto-foto yang dimiliki keluarganya, ada lembar foto bersama dengan artis-artis sinetron. Di kalangan persinetronan dia sapa sebagai Beni. Beni yang berperawakan kurus dan dengan rambut panjangnya. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads