"Sama dengan NII, jadi mereka adalah orang-orang terdekat atau orang yang baru dikenal tapi komunikasinya intens, kerena mereka memang ahli-ahli presentasi luar biasa, ahli multilevel, tapi ini produknya hukum tuhan bukan produk barang," kata pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center saat berbincang dengan detikcom, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, siapapun orangnya bisa direkrut, apa itu pejabat atau orang yang pernah didik tentang wawasan kebangsaan seperti PNS. Jadi pendekatannya tidak serta merta langsung pada ideologi, kadang orang pasti punya masalah dengan keluarga, mereka masuk dengan motivasi, setelah target nyaman baru didekati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, lanjut Ken, selain secara level lebih tinggi, mereka juga selalu menggunakan metode menjatuhkan dialog lawan, jadi dialog yang disesuaikan dengan yang mereka jalani karena mereka bukan hanya berasal dari Islam, namun ada Nasrani, Hindu dan Budha. "Tapi sebenernya lebih kepada wawasan kebangsaan, bukan kepada agama," ujarnya.
Dia menjelaskan, meskipun mereka bukan hanya beragama muslim, tapi semua sama lebih kepada wawasan kebangsaan. Dia mencontohkan wawasan kebangsaan dengan hukum tuhan.
"Di Indonesia ada toko yang menjual miras, kalau dijual umum berarti pabriknya dilegalkan oleh pemerintah, pemerintah berarti tidak sesuai dengan hukum tuhan, melawan hukum tuhan berati dalam konsep agama Islam pemerintah adalah jahiliah, pemerintah menggunakan hukum yang melawan hukum tuhan," ujar dia mencontohkan saat menjatuhkan dialog lawan.
Jadi, dia mengatakan, sugesti yang diterima target, bahwa disana nantinya mereka akan belajar hukum tuhan, ketika belajar hukum tuhan mereka akan berharap bisa untuk memberikan manfaat luas bagi masyarakat Indonesia dengan cara mereka.
(arb/dra)