Ari bersembunyi dari belakang tembok saat bom Thamrin, Jakarta Pusat, meledak. Dia tidak kabur karena motornya masih di parkir di trotoar Sarinah.
"Biasanya saya cuma lihat di film-film. Eh kemarin jadi saksi nyata di lokasi. Seru tembak-tembakannya tapi masyarakat dibubarin," ujar Ari, tukang ojek yang biasa mangkal di daerah Sarinah, Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (18/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu kejadian saya ngumpet di belakang tembok. Di sini ada 3 orang yakni saya, Jadul sama Bang Basuki. Ada juga (tukang ojek) yang mengumpat di balik pot tanaman," tutur dia.
Ari sadar ada bom tersebut saat Starbucks meledak. Orang-orang di dalam Starbucks keluar melalui kaca lalu lompat pagar.
"Sampai ada ibu-ibu yang nyungsep karena dijorokin sama bapak-bapak. Kasian dan nggak tega tapi ngeri juga karena bomnya banyak," cerita Ari.
Ari mendengar suara ledakan hingga 4 kali. Awalnya dia sempat mengira ledakan tersebut petasan.
"Orang-orang lari dan masuk ke Gedung Sarinah, ada juga yang ngumpet-ngumpet di balik pot. Kalau polisi ngumpetnya di balik pohon. Waktu kejadian juga sudah banyak yang ambil gambar, ada yang merekam dan foto-foto juga," ungkapnya.
Ari sempat melihat pospol dekat Sarinah setelah ledakan terjadi di sana. Ada banyak darah dan banyak juga yang foto-foto.
"Setelah polisi bubarin, waktu itu saya langsung pulang, takut. Ini saja baru narik lagi," kata Ari.
Bom Thamrin terjadi pada Kamis (14/1/2016) pagi. 7 Orang tewas dalam kejadian tersebut. Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menyebut otak pelaku yakni Bahrunnaim yang kini sudah kabur ke Suriah. (nwy/erd)











































