Dalam acara yang digelar di Lapangan Banteng,Jakarta Pusat, Minggu (17/1/2016), perwakilan dari setiap agama membacakan komitmen yang menyatakan segala bentukΒ radikalisme, terorisme dan narkoba harus segara dihapuskan dari Indonesia karena bertentangan dengan nilai kemanusiaan, kepribadian dan merusak Indonesia. Serta mendorong pemerintah menginisiasi UU untuk membendung dan membetantas radikalisme, terorisme, dan narkoba secara lebih antisipasif.
Dalam deklarasinya, perwakilan dari tiap agama juga menyerukan pada elemen bangsa untuk menjalin persaudaraan tiap agama dan membangun kekuatan untuk melakukan gerakan deradikalidasi, memerangj terorisme, dan membumi hanguskan jejaring narkoba. Ormas yang mendukung apel ini adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Konferensi Wali Gereja Indonesia, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, dan Wali Umat Indonesia.
Foto Yulida |
Dalam apel ini, tiap peserta memakai pakaian yang berbeda, ada yang memakai pakaian sekolah hingga berpakaian TNI. Apel yang berlangsung selama sekitar 2,5 jam itu sempat diriuhkan dengan suasana peserta yang meneriakan yel-yel "Salam Bela Negara" sambil mengepalkan tangan ke atas. Saat apel berlangsung semua barisan merapat dan membentuk lingkaran yang melambangkan persatuan sambil mengibarkan bendera masing-masing ormas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada kekuatan lain yang bisa melawan apalagi hanya teror teror kecil yang meresahkan. Perang ke depan bukan lagi disebabkan perang dengan alutsista melainkan perang cuci otak yang dengan modal sarana media, dengan kata-kata tertentu bisa terpengaruh," kata Ryamizard.
"Sejak reformasi, pancasila kurang diimplementasikan, padahal nilai-nilainya digali dari rakyat dan bangsa sendiri. Dengan semangat persatuan harusnya konflik pertentangan dan kelompok yang mengancam bangsa Indonesia bisa dicegah. Oleh karena itu kita harus menjadikan pancasila sebagai filosofi kalau gak nanti masyarakat bisa disusupi ajaran orang asing," sambungnya.
![]() |
Sementara itu Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan apel ini tidak hanya untuk merespons aksi di Thamrin. Komitmen kemajemukan antar umat beragama juga harus dijaga.
"Belakangan ini kita merasakan perlunya dibangun komitmen bahwa kemajemukan harus tetap dirawat karena realitas bangsa kita itu, dan kebersamaan adalah sesuatu yang niscaya," kata Menag Lukman. (mad/mad)












































Foto Yulida